BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Kingdom
animalia memiliki beberapa tingkatan untuk membagi hewan-hewan yang terdapat di
muka bumi ini. Tingkatan tertinggi pada kingdom animalia tersebut adalah
mamalia. Pada umumnya , semua jenis mamalia memiliki rambut yang menutupi
tubuhnya. Jumlah rambut tersebut berbeda-beda antara spesies yang satu dengan
yang lain. Ada spesies yang seluruh tubuhnya ditutupi oleh rambut dan ada pula
spesies yang hanya memiliki rambut di tempat-tempat tertentu pada bagian
tubuhnya. Mamalia merupakan hewan yang bersifat homoioterm atau sering disebut hewan berdarah
panas. Hal ini dikarenakan kemampuannya untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan sekitar.
Sebutan
mamalia sendiri berasal dari keberadaan glandula ( kelenjar ) mamae pada tubuh
mereka yang berfungsi sebagai penyuplai susu. Seperti yang kita ketahui bahwa
mamalia betina menyusui anaknya dengan memanfaatkan keberadaan kelenjar
tersebut. Walaupun mamalia jantan tidak menyusui anaknya, bukan berarti mereka
tidak memiliki kelenjar mamae. Semua mamalia memiliki kelenjar mamae , tetapi
pada mamalia jantan kelenjar ini tidaklah berfungsi sebagaimana pada mamalia
betina.
Seperti
telah dikatakan sebelumnya bahwa mamalia merupakan tingkatan tertinggi pada
kerajaan hewan. Hal ini mengakibatkan segala proses yang dilakukan oleh mamalia
lebih tinggi daripada jenis animalia lainnya. Mulai dari sistem pencernaan ,
pernafasan , peredaran darah , urogenital , hingga sistem syarafnya. Oleh
karena itu perlulah kita mengetahui tentang karakteristik, struktur tubuh, cara
hidup, dan habitat dari class mamalia beserta peranannya dalam kehidupan
manusia guna menunjang pengetahuan kita.
1.2.
Rumusan Masalah
·
Apakah
Pengertian Embrio
·
Bagaimanakah Fase
Fase Embrionik dan Implantasi
·
Apakah Peran Hormon
Progesteron dan Oestradiol
·
Bagaimana
Perkembangan pada Hewan mamalia
1.3.
Tujian
·
Mengetahui
Pengertian Embrio
·
Mengetahui Fase
Fase Embrionik dan Implantasi
·
Mengetahui Peran
Hormon Progesteron dan Oestradiol
·
Mengetahui
Perkembangan pada Hewan mamalia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Embrio
Embrio
adalah organisme pada tahap awal perkembangan yang tidak dapat bertahan hidup
sendiri. Definisi yang tepat dari itu bervariasi; pada manusia, misalnya, telur
yang dibuahi dapat dianggap sebagai embrio sampai sekitar minggu kedelapan
kehamilan, di mana titik itu disebut janin. Embrio pada hewan biasanya
menunjukkan setiap tahap perkembangan pra-kelahiran, termasuk pada rahim atau
telur. Embrio tanaman dapat mengambil sejumlah bentuk yang berbeda, meskipun
mereka biasanya terbungkus dalam biji.
Istilah
“embrio” hanya digunakan untuk merujuk kepada “eukariota” atau organisme
multisel. Biasanya, orang menggunakan istilah khusus untuk menyebut eukariota
diploid, yang memiliki satu set lengkap materi genetik dari dua donor. Materi
genetik ini mengambil bentuk sperma haploid dan telur; sel haploid hanya berisi
setengah set kromosom, yang berarti bahwa ia tidak dapat berkembang menjadi
sesuatu kecuali dikombinasikan dengan satu sama lain.
Pembentukan
embrio dimulai pada saat fertilisasi. Ketika telur dan sperma bertemu, mereka
membentuk “zigot.” Sebuah zigot adalah sel diploid tunggal, diciptakan melalui
penggabungan dua sel haploid. Setelah pembuahan, zigot mulai membagi,
meletakkan dasar untuk organisme dewasa yang pada akhirnya akan lahir, menetas,
atau tumbuh. Ketika divisi ini dimulai, zigot berubah menjadi embrio.
2.2.
Fase Embrionik
Tahap awal perkembangan ternak mamalia diawali
dengan peristiwa pertemuan/peleburan sel sperma dengan sel ovum yang dikenal
dengan peristiwa fertilisasi. Fertilisasi akan menghasilkan sel individu baru
yang disebut dengan zygote dan akan melakukan pembelahan diri/pembelahan sel
(cleavage) menuju pertumbuhan dan perkembangan menjadi embrio.Tahapan
pertumbuhan dan perkembangan embrio dibedakan menjadi 2 tahap yaitu :
- Fase
Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama
masa embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan
terbentuknya janin di dalam tubuh induk betina.
- Fase
fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum dan akan
menghasilkan zygote. Zygote akan melakukan pembelahan sel (cleavage)
Tiga
fase embrionik yaitu :
1.
Morula
Morula
adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat pembelahan sel terus
menerus. Keberadaan antara satu dengan sel yang lain adalah rapat.Morulasi
yaitu proses terbentuknya morula
2.
Blastula
Blastula
adalah bentukan lanjutan dari morula yang terus mengalami pembelahan. Bentuk
blastula ditandai dengan mulai adanya perubahan sel dengan mengadakan pelekukan
yang tidak beraturan. Di dalam blastula terdapat cairan sel yang disebut dengan
Blastosoel.Blastulasi yaitu proses terbentuknya blastula.
3. Gastrula
Gastrula
adalah bentukan lanjutan dari blastula yang pelekukan tubuhnya sudah semakin
nyata dan mempunyai lapisan dinding tubuh embrio serta rongga tubuh. Gastrula
pada beberapa hewan tertentu, seperti hewan tingkat rendah dan hewan tingkat
tinggi, berbeda dalam hal jumlah lapisan dinding tubuh embrionya.
Triploblastik yaitu hewan
yang mempunyai tiga lapisan dinding tubuh embrio, berupa ektoderm, mesoderm dan
endoderm. Hal ini dimiliki oleh hewan tingkat tinggi seperti Vermes, Mollusca,
Arthropoda, Echinodermata dan semua Vertebrata.Diploblastik yaitu hewan yang
mempunyai 2 lapisan dinding tubuh embrio, berupa ektoderm dan endoderm.
Dimiliki oleh hewan tingkat rendah seperti Porifera dan Coelenterata.Gastrulasi
yaitu proses pembentukan gastrula.
Organogenesis
yaitu proses pembentukan organ-organ tubuh pada makhluk hidup. Organ yang
dibentuk ini berasal dari masing-masing lapisan dinding tubuh embrio pada fase
gastrula.
1.
Lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi
cor (jantung), otak (sistem saraf), integumen (kulit), rambut dan alat indera.
2.
Lapisan Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi
otot, rangka (tulang/osteon), alat reproduksi (testis dan ovarium), alat
peredaran darah dan alat ekskresi seperti ren.
3.
Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi
alat pencernaan, kelenjar pencernaan, dan alat respirasi seperti pulmo.
Imbas
embrionik yaitu pengaruh dua lapisan dinding tubuh embrio dalam pembentukan
satu organ tubuh pada makhluk hidup.Lapisan mesoderm dengan lapisan ektoderm
yang keduanya mempengaruhi dalam pembentukan kelopak mata.
Implantasi adalah suatu proses melekatnya blastosis ke endometrium uterus diawali dengan menempelnya embrio pada permukaan epitel endometrium, menembus lapisan epitelium selanjutnya membuat hubungan dengan sistem sirukulasiinduk. Implantasi pada manusia terjadi 2-3 hari setelah telur yang telah dibuahi memasuki uterus atau 6-7 hari setelah terjadinya fertilasi dimana ditandai dengan menempelnya blastosis pada epitel uterus. Dalam sistem reproduksi manusia, implantasi merupakan proses yang harus dilalui, dan keberhasilan proses ini membutuhkan kesiapan, koodinasi dan interaksi yang terus-menerus antara embrio dan induk. Endometrium banyak mengandung selama darah kaya akan gilikogen. sel-sel stroma terutama disekitar pembuluh darah mengalami hipertrofi keadaan ini sangat baik untuk implantasi dan pertumbuhan dari hasil konsepsi. Fetusakan mendapatkan nutrisi melalui plasenta/ari-ari. Embrio dilindungi oleh selaput-selaput yaitu :
Implantasi adalah suatu proses melekatnya blastosis ke endometrium uterus diawali dengan menempelnya embrio pada permukaan epitel endometrium, menembus lapisan epitelium selanjutnya membuat hubungan dengan sistem sirukulasiinduk. Implantasi pada manusia terjadi 2-3 hari setelah telur yang telah dibuahi memasuki uterus atau 6-7 hari setelah terjadinya fertilasi dimana ditandai dengan menempelnya blastosis pada epitel uterus. Dalam sistem reproduksi manusia, implantasi merupakan proses yang harus dilalui, dan keberhasilan proses ini membutuhkan kesiapan, koodinasi dan interaksi yang terus-menerus antara embrio dan induk. Endometrium banyak mengandung selama darah kaya akan gilikogen. sel-sel stroma terutama disekitar pembuluh darah mengalami hipertrofi keadaan ini sangat baik untuk implantasi dan pertumbuhan dari hasil konsepsi. Fetusakan mendapatkan nutrisi melalui plasenta/ari-ari. Embrio dilindungi oleh selaput-selaput yaitu :
1.
Amnion yaitu selaput yang berhubungan
langsung dengan embrio dan menghasilkan cairan ketuban. Berfungsi untuk melindungi
embrio dari guncangan.
2.
Korion yaitu selaput yang terdapat diluar
amnion dan membentuk jonjot yang menghubungkan dengan dinding utama uterus.
Bagian dalamnya terdapat pembuluh darah.
3.
Alantois yaitu selaput terdapat di tali pusat
dengan jaringan epithel menghilang dan pembuluh darah tetap. Berfungsi sebagai
pengatur sirkulasi embrio dengan plasenta, mengangkut sari makanan dan O2,
termasuk zat sisa dan CO2.
4.
Sacus vitelinus yaitu selaput yang terletak
diantara plasenta dan amnion. Merupakan tempat munculnya pembuluhdarah yang
pertama.
2.3.
Implantasi
Implantasi pada mamalia biasanya uterus membentuk
suatu reaksi decidua sebagai respon. Di dalam kejadian ini stroma endometrium,
sel fibroblastik ditransformasikan ke dalam bentuk sel decidua khusus. Sel ini
ditandai dengan penonjolan epithelloid, kehadiran imti poliploid, akumulasi
glikogen dan lipid di dalam sitoplasma, pembentukan banyak lisosom dan terjadi
kontak antara sel dengan suatu hubungan yang kompleks. stroma endometrium ini
akan menjadi edemtus sebab terjadi vasodilatasi dan penambahan permiabilitas
pembuluh kapiler, peningkatan mitosis dan kegiatan metabolisme.
Menurut Partodihardjo (1980), implantasi
berlangsung secara bertahap. Tahap-tahap ini adalah tahap persentuhan embrio
dengan endometrium, terlepasnya zona pelusida, pergeseranatau pembagian tempat
dan yang terakhir ada1ah pertautan antara trofoblas dengan epitel endometrium.
Tahap pelepasan zona pelusida adalah penting karena zona pe1usida merupaluran
suatu penghalang untuk imp1antasi. Terlepasnya zona pelusida ada1ah sebagai
aktivitas dari enzim proteolitik dari airan uterus. Pelepasan zona pelusida
terjadi sebelum trofoblas melekat pada endometrium.
2.4.
Peran Hormon Progesteron dan Oestradiol
Pada masa awal kebuntungan progesteron dari korpus luteum
ini sangat diperlukan. Setelah masa transisi, plasenta mengambil alih peran
korpus luteum dan menghasilkan progesteron. Sintesi progesteron plasenta sangat
bergantung pada hubungan antara maternal dan plasenta. Sumber utama sintesis
protein progesteron adalah kolesterol. Kolesterol ini masuk kedalam
sitoplasma.Pengaruh-pengaruh khusus progesteron yang penting untuk kemajuan
kehamilanyang normal adalah sebagai berikut:
- Progesteron
menyebabkan sel-sel desidua tumbuh di endometrium uterus,dan sel-sel ini
memainkan peranan penting dalam nutrisi embrio awal.
- Progesteron
menurunkan kontraktilitas uterus gravid ,jadi mencegah kontraksi uterus
yang menyebabkan abortus spontan.
- Progesteron
juga membantu perkembangan hasil konsepsi bahkan sebelumimplantasi,karena
progesteron secara khusus meningkatkan sekresi tubafallopii dan uterus
menyediakan bahan nutrisi yang sesuai untuk perkembangan morula dan
blastokista.
- Progesteron
yang disekresikan selama kehamilan juga membantu estrogenmempersiapkan
untuk laktasi.
Seperti hal nya hormone oestradiol yang disekresi
dari folikel ovarium, korpus luteum (sel sertoli). Sinyal pensekresi berupa
FSH. Oestradiol berfungsi pada ternakbetina untuk mengatur sekresi gonadotropin
pada siklus ovarian dan pada pria untuk umpan balik negatif pada sintesis
testosteron oleh sel Leydig.
Hasil
penelitian yang dilakukan oleh G. E. Mann and G. E. Lamming (2001) menyatakan
bahwa hormone progresteron dan oestradiol sangat dibutuhkan selama perkembangan
fetus di dalam uterus. Penelitian yang menggunakan 33 ekor indukan sapi Fries
Holstein yang tidak mengalami laktasi. Untuk melakukan sinkronisasi estrus maka
ternak beberikan hprmon PGF2α. Hormon yang digunakan sebagai bahan percobaan
adalah hormon progesterone, oestradiol, danPGFM (PGF2α). Pengaruh hormon
progesteron dan oestradiol ini berpengaruh terhadap perkembangan embrio. Selama
perkembangan embrio, meski terdapa perkembangan folikel, namun karena kandungan
progresteron yang tinggi maka akan menekan produksi hormon estrogen.
Kekurangan
hormon progesterone dalam maka akan berdampak pada kegagalan kebuntingan.
Pemberian progesterone akan mengurangi kegagalan kebuntingan, hal tersebut
dikarenakan perkembangan embrio sangat berkaitan dengan kandungan hormone
progresteron. Pemberian hormon progesterone dapat dilakukan pada saat awal fase
luteal .Namun dengan kadar hormon progesterone dan oestradiol ini mengakibatkan
fertilisasi yang tertunda. Selain hormon progesterone, kebuntingan pada sapi ini
juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dari hormon-hormon endocrine. Namun
karena penelitian ini hanya berlangsung selama 16 hari, maka tidak dapat
menjelaskan secara langsung peran penambahan hormone progesterone dan
oertradiol pada masa perkembangan fetus.
Hormone
progesterone juga berperan dalam preparasi endometrium untuk implantasi.
Maturasi endometrium yang tidak kuat dapat menyebabkan infertilisasi. Pemberian
anti progestin meferistone dan onapristone selama fase luteal dapat menghambat
meturasi endometrium dan implantasi embrio. Progesterone juga berperan dalam
menjaga viabilitas embrio. Namun dalam reseptivitas maturasi endometrium tidak
membutuhkan banyak hormone progesterone. Kinerja progresteron juga dipengaruhi
oleh system metabolism hormone, dan dipengaruhi oleh efek dari ko activator dan
repressor.
1.5.
Perkembangan pada Hewan
Embrio
tidak bisa bertahan hidup mandiri karena mereka tidak memiliki jaringan,
struktur tubuh, dan organ yang dibutuhkan untuk melakukannya. Induk dari embrio
harus memberi makan dan hati-hati untuk itu sampai mencapai viabilitas. Pada
mamalia, hal ini dilakukan dengan menginkubasi di dalam tubuh dan bergizi
dengan nutrisi dari orang tua. Hewan bertelur menyediakan embrio dengan lapisan
kaya nutrisi terbungkus dalam cangkang keras, yang melindungi sampai siap untuk
dilahirkan.
BAB III
PENUTUP
1.1.
Kesimpulan
Embrio adalah organisme pada tahap awal
perkembangan yang tidak dapat bertahan hidup sendiri. Definisi yang tepat dari
itu bervariasi; pada manusia, misalnya, telur yang dibuahi dapat dianggap
sebagai embrio sampai sekitar minggu kedelapan kehamilan, di mana titik itu
disebut janin
Tahap
awal perkembangan ternak mamalia diawali dengan peristiwa pertemuan/peleburan
sel sperma dengan sel ovum yang dikenal dengan peristiwa fertilisasi.
Fertilisasi akan menghasilkan sel individu baru yang disebut dengan zygote dan
akan melakukan pembelahan diri/pembelahan sel (cleavage) menuju pertumbuhan dan
perkembangan menjadi embrio
Embrio
tidak bisa bertahan hidup mandiri karena mereka tidak memiliki jaringan,
struktur tubuh, dan organ yang dibutuhkan untuk melakukannya. Induk dari embrio
harus memberi makan dan hati-hati untuk itu sampai mencapai viabilitas. Pada
mamalia, hal ini dilakukan dengan menginkubasi di dalam tubuh dan bergizi
dengan nutrisi dari orang tua. Hewan bertelur menyediakan embrio dengan lapisan
kaya nutrisi terbungkus dalam cangkang keras, yang melindungi sampai siap untuk
dilahirkan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.sridianti.com/pengertian-embrio.html
Partodihardjo,
S. 1980. Ilmu Reprodksi Hewan. Mutliara. Jakarta.
0 comments:
Post a Comment