Thursday 23 April 2015

Makalah Tentang Musuh Alami Pada Kelapa

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Kelapa (Cocos nucifera) adalah satu jenis tumbuhan dari suku aren-arenan atau Arecaceae dan adalah anggota tunggal dalam marga Cocos. Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir semua bagiannya oleh manusia sehingga dianggap sebagai tumbuhan serba guna, khususnya bagi masyarakatpesisir.
Musuh alami adalah organisme yang ditemukan di alam yang dapat membunuh serangga sekaligus, melemahkan serangga, sehingga dapat mengakibatkan kematian pada serangga, dan mengurangi fase reproduktif dari serangga. Musuh alam biasanya mengurangi jumlah populasi serangga, inang atau pemangsa, dengan memakan individu serangga.
Pada tanaman perkebunan sering dijumpai berbagai jenis serangga. Tidak semua jenis serangga tersebut berstatus hama. Beberapa jenis di antaranya justru merupakan serangga berguna, misalnya penyerbuk dan musuh alami (parasitoid dan predatcr). Ada juga jenis serangga berstatus tidak jelas karena hanya berasosiasi saja di pertanaman.
Ada ratusan jenis serangga berstatus hama pada tanaman perkebunan. Kehadiran serangga tersebut tidak selalu merugikan, sehingga tidak diperlukan pengendalian. Meskipun demikian, pertumbuhan populasinya harus diwaspadai agar tidak terjadi lonjakan yang mengarah ke eksplosi. Tidak terjadinya gangguan hama pada pertanaman karena populasinya terkendali secara alami, baik oleh faktor abiotis, misalnya iklim yang tidak mendukung, maupun oleh faktor biotis, misalnya tidak tersedianya sumber pakan dan berlimpahnya populasi musuh alami.
Di antara serangga-serangga hama, ada yang dikelompokkan sebagai hama utama karena memiliki potensi biotik (daya reproduksi, daya makan atau daya rusak, dan daya adaptasi) yang tinggi. Hama tersebut selalu mengakibatkan kehilangan hasil panen yang relatif tinggi sepanjang tahun, bahkan sering dilaporkan mengalami eksplosi, apabila kondisi lingkungan mendukung.

1.2 Rumusan masalah
a. Apakah anda mengenal tanaman kelapa?.
b.Apa saja musuh alami tanaman kelapa?.
c. Apa saja hama tanaman kelapa?.

1.3 Tujuan
a. Dapat mengenal jenis-jenis tanaman kelapa.
b.Mengetahui daerah yang cocok untuk menanam kelapa.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Macam-Macam Kelapa
a. Kelapa Genjah
Kelapa genjah adalah golongan kelapa yang memiliki umur berbunga relative muda yaitu sekitar 4-5 tahun. Umur tanaman mencapai 50 tahun dengan masa produktif 25 tahun. Warna buah bervariasi , kuning, hijau dan jingga. Buah memiliki ukuran kecil 1,5 kg – 2 kg, daging buah 0,5 kg dan air sekitar 200cc. Setiap butir kelapa menghasilkan kopra 150 gram perbutir dan minyak 68%.
b. Kelapa Gading
kelapa gading merupakan jenis kelapa genjah yang memiliki buah berwarna kuning gading. Sebagian daun juga berwarna kuning. Tanaman ini berbuah pada umur 3 tahun.
Kelapa Raja : Kelapa raja merupakan jenis kelapa genjah yang memiliki warna buah berwarna jingga sampai kuning emas. Pelepah daun dan lidah tanaman berwarna kekuning-kuningan. Jenis kelapa ini berbuah 3-4 tahun. Dengan buah berbentuk bulat sampai lonjong
c. Kelapa Hijau (C.Viridis)
Kelapa hijau adalah golongan kelapa yang memiliki kulit buah berwarna hijau. Kelapa hijau termasuk golongan kelapa dalam. Memiliki pohon yang besar dan tinggi, serta buah berukuran besar. Biasanya buah kelapa hijau digunakan untuk upacara – upacara sesaji tradisional. Airnya dapat digunakan untuk penawar racun, mengatasi muntah-muntah dan kepala pusing
d. Kelapa Merah (C.Rubecens)
Kelapa merah adalah golongan kelapa yang memiliki kulit buah berwarna merah atau cokelat. Jenis kelapa ini termasuk golongan kelapa dalam. Pohonnya memiliki ukuran yang tinggi dan besar. Buah yang dihasilkan berbentuk bulat dan besar dan kandungan minyak cukup tinggi
e. Kelapa Kuning (C.Eburen)
Kelapa kuning adalah golongan kelapa yang memiliki kulit buah berwarna kuning. Jenis kelapa ini termasuk golongan kelapa genjah yang sudah mulai berbuah pada umur 3 tahun, pada saat tanaman setinggi 1m – 1,5m. Ukuran pohon tidak terlalu besar dan tidak terlalu tinggi. Buah berbentuk bulat dan berukuran kecil-kecil.
2.2 Musuh Alami Tanaman Kelapa
·      Kumbang nyiur
Kumbang nyiur, Oryctes rhinoceros L. pada stadia telur, larva dan pupa hidup pada sarang berupa bahan-bahan organik di tanah, khususnya sisa batang kelapa yang membusuk, limbah penggergajian kayu, limbah penggilingan padi, sampah pasar, dan kotoran ternak. Imago muda juga berada pada sarang, sedangkan yang dewasa terbang menyerang pucuk kelapa dan melangsungkan perkawinan kemudian kembali ke sarang untuk bertelur. Imago berwarna hitam, bagian bawah badan berwarna coklat kemerahan, panjang 40 mm dan lebar 20 mm. Cula imago jantan lebih panjang daripada yang betina. Imago berumur 3-5 bulan dan produksi telurnya 35-70 butir/ekor. Telur berwarna putih, panjang 3-4 mm, lebar 2-3 mm dan berumur 9-10 hari. Larva muda berwarna putih,
Bagian mulut merah-kecoklatan, panjang 7-8 mm, kepala dan tungkai berwarna coklat. Larva tua panjang 60-105 mm, lebar 25 mm, bentuk membengkok, ujung abdomen berbentuk kantong, dan ditumbuhi rambut-rambut pendek. Stadium larva 2,5-4 bulan. Pupa berwarna coklat, panjang 45-50 mm, lebar 22 mm. Bakal alat mulut, sayap, tungkai, dan cula terlihat jelas. Pupa berada dalam kokon yang terbuat dari tanah atau sisa-sisa serat tanaman. Stadium pupa 17-22 hari.
Kumbang (imago) menyerang pucuk pohon dan pangkal daun muda. Kerusakan baru pada tanaman terlihat setelah daun membuka 1-2 bulan kemudian, berupa gambaran guntingan-guntingan segitiga seperti huruf V. Kalau titik tumbuh yang terserang, pohon akan mati. Sifat memakan ini selalu berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. Stadium imago 3-5 bulan. Karena umur yang panjang dan sifat memakan yang selalu berpindah-pindah menyebabkan daerah serangannya luas dan tingkat serangannya berat. Musuh alami Oryctes, antara lain parasitoid larva, Scolia arcytophaga (Hymenoptera, Scoliidae), jamur patogen, Metarrhizium anisoliae, dan virus patogen, Baculovirus oryctes.

Konservasi musuh alami adalah kegiatan penting dalam kesinambungan pelaksanaan program pengendalian organisme pengganggu tanaman secara hayati (Barbosa, 1998). Gurr dkk, (1998) menyatakan bahwa, untuk mengkonservasi musuh alami sebagai agens pengendalian hayati diperlukan pengelolaan habitat yang tepat. Habitat itu dapat berupa lingkungan alamiah yang dipertahankan atau lingkungan ciptaan yang dimodifikasi sehingga cocok untuk tempat musuh alami bertahan hidup (Ferro dan Mc Neil, 1998).
Penggunaan musuh-musuh alami untuk pengendalian serangga hama, yang juga disebut pengendalian hama secara biologis atau pengendalian hayati, sudah sejak lama dilakukan oleh manusia.

2.3 Hama Tanaman Kelapa
·      Hama Perusak Bunga
a.    Ulat Tirathaba
Ciri: ulat berwarna coklat kotor bergaris memanjang pada punggungnya, berukuran 22 mm. Masa keperidiannya 12-31 hari.
Gejala:
(1)  bunga jantan berlubang-lubang lebih banyak dari bunga betina;
(2)  buah yang baru kadang berlubang-lubang;
(3)  banyak tahi ulat;
(4) bunga-bunga jantan gugur dankotoran-kotoran lain melekat menjadi satu bergumpal-gumpal kecil;
(5)  bongkol bunga penuh kotaoran dan berbau busuk.
Pengendalian:
(1)  mengumpulakn bunga-bunga yang terserang dan membakarnya;
(2)  pemotongan mayang dan membakarnya;
(3)  membersihan pangkal daun kelapa dari pupa dan larva;
(4) menggunakan parasit hama yaitu Telenomus tirathabae yang merusak telur 6%, Apanteles Tirathabae membinasakan ulat muda 18-40%, lalat parasit Eryciabasivulfa membunuh ulat 6-3%, parasit kepompong Melachnineumon muciallae, Trichhospilus pupivora dan Anacryptus impulsator masing-masing mempunyai daya bunuh 10%, 2 % dan 3,5 %. Sejenis cecopet yaitu Exypnus pulchripenneis memakan ulat hidup-hidup;
 (5) menggunakan insektisida Sevin 85 S dengan menyemprotkan pada bagian bunga dan bagian pangkal daun.

·      Hama Perusak Buah
b.    Tikus pohon, Rattus rattus roque
Ciri: hidup di tanah, pematang sawah, atau dalam rumah.

Gejala:
(1)  buah kelapa berlubang dekat tampuknya.;
(2) lubang pada sabut dan tempurung sama besarnya. Bentuk tidak rata kadang bulat, kadang melebar.
Pengendalian:
(1)  memburu tikus, memasang perangkap atau umpan-umpan beracun;
(2)  sanitasi mahkota daun kelapa agar tidak menjadi sarang tikus.

BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Ekosistem perkebunan yang pada umumnya relatif stabil merupakan faktor menguntungkan bagi pemanfaatan musuh alami. Kestabilan ekosistem ini selayaknya dipertahankan melalui pengeloaan yang bijaksana.
2. Musuh alami berperan penting dalam ekosistem perkebunan karena dapat mengendalikan dan mengatur populasi hama. Keberadaannya dalam ekosistem perlu dilestarikan melalui usaha konservasi dan peningkatan efektivitas musuh alami.
3. Penerapan konsep PHT pada tanaman perkebunan terbukti efektif terutama dengan pemanfaatan musuh alami.
3.2 Saran
Dengan dibuatnya makalah ini, kami berharap dapat menambah pemgetahuan lebih tentang kelapa. Jadi, sekarang mulailah untuk mengkonsumsi kelapa karena kelapa banyak terdapat dimana-mana. 


DAFTAR PUSTAKA
http://id.shvoong.com/medicine-and-health//manfaat-air-kelapa-muda-bagi/ http://www.agusta27.info/2010/05/manfaat-air-kelapa-muda


0 comments:

Post a Comment