Wednesday 22 April 2015

Makalah Pemanfaatan Pupuk hijau

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Bahan organik yang ditambahkan ke dalam tanah, biasanya berupa pupuk. Pupuk merupakan bahan alami yang ditambahkan pada tanah supaya kesuburan tanah dapat meningkat. Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari alam yaitu dari sisa-sisa organisme hidup baik sisa tanaman maupun sisa hewan yang mengandung unsur-unsur hara baik makro maupun mikro yang yang dibutuhkan oleh tumbuhan supaya dapat tumbuh dengan subur. Pupuk organik terbuat dari bahan yang dapat diperbaharui, didaur ulang, diombak oleh bakteri-bakteri tanah menjadi unsur-usur yang dapat digunakan oleh tanaman, tanpa mencemari tanah dan air.
Salah satu contoh pupuk organik adalah pupuk hijau. Pupuk hijau adalah pupuk organik yang berasal dari tanaman atau berupa sisa panen. Bahan tanaman ini dapat dibenamkan pada waktu masih hijau atau setelah dikomposkan. Berikut adalah pemaparan tentang pupuk hijau.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dalam penyusunan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan tentang pupuk hijau.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pupuk Hijau
Pemberian nama pupuk hijau didasarkan kepada bahan-bahan pembentuk pupuk itu yaitutanaman atau bagian-bagian tanaman yang masih muda yang dibenamkan ke dalam tanah. Dengan demikian yang dimaksud dengan pupuk hijau ialah tanaman atau bagian-bagian tanaman yang masih muda terutama yang termasuk famili Leguminosa, yang dibenamkan ke dalam tanah dengan maksud agar dapat meningkatkan tersedia bahan-bahan organik dan unsur-unsur hara bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang diusahakan.
Tanaman yang termasuk famili Leguminosa ditegaskan dalam batasan di atas, ini tidak berarti bahwa tanaman jenis lainnya tidak bisa digunakan, hanya sedikit menambah/meningkatkan unsur N dan umumnya hanya menambah kandungan bunga tanah. Tanaman yang termasuk famili Leguminosa telah umum digunakan sebagai pupuk kandang karena mengandung N sehingga keberadaan dan melapuknya di dalam tanah akan mendorong jasad-jasad renik aktif menguraikannya (jasad-jasad renik sendiri memerlukan N bagi perkembangannya). Kandungan N tinggi (perbandingan C/N besar) melebihi tersedianya N yang diperlukan jasad renik, kelebihannya ini dimanfaatkan tanaman bagi peningkatan pertumbuhan dan perkembangannya.
Keuntungan penggunaan pupuk hijau antara lain :
1.    Mampu memperbaiki struktur dan tekstur tanah serta infiltrasi air
2.    Mencegah adanya erosi
3.    Dapat membantu mengendalikan hama dan penyakit yang berasal dari tanah dan gulma jika ditanam pada waktu tanah bero
4.    Sangat bermanfaat pada daerah-daerah yang sulit dijangkau untuk suplai pupuk anorganik

Namun pupuk hijau juga memiliki kekurangan yaitu :
1.    Tanaman hijau dapat sebagai kendala dalam waktu, tenaga, lahan, dan air
2.    Pada tanam yang menggunakan rotasi dengan tanaman legume dapat mengundang hama ataupun penyakit.
3.    Dapat menimbulkan persaingan dengan tanaman pokok dalam hal tempat, air dan hara pada pola pertanaman tumpang sari.

2.2 Sumber Pupuk Hijau
Sumber pupuk hijau dapat berupa sisa-sisa tanaman (sisa panen) atau tanaman yang ditanam secara khusus sebagai penghasil pupuk hijau, seperti sisa–sisa tanaman, kacang-kacangan, dan tanaman paku air (Azolla). Jenis tanaman yang dijadikan sumber pupuk hijau diutamakan dari jenis legume, karena tanaman ini mengandung hara yang relatif tinggi, terutama nitrogen dibandingkan dengan jenis tanaman lainnya. Tanaman legume juga relatif mudah terdekomposisi sehingga penyediaan haranya menjadi lebih cepat.

1.    Sisa tanaman
Sisa tanaman (sisa panen) merupakan sumber BO yang paling ekonomis karena bahan ini merupakan hasil sampingan dari kegiatan usaha tani, sehingga tidak membutuhkan biaya untuk pengadaannya. Sisa tanaman walaupun kandungan haranya relatif rendah, namun karena total sisa tanaman yang dihasilkan setiap musim panen banyak, maka total unsur hara yang disumbangkan dari setiap musim panen tidak kalah dibandingkan jenis legume.

Tabel. Total hara yang terkandung dalam sisa panen (kecuali akar)
Tanaman
Total hara dalam sisa tanaman kecuali akar
N
P
K
Ca
Mg
S
Kg ha-1
Kacang-kacangan
K. Tunggak
25
2
21
17
8
6
K. Tanah
7
5
59
60
17
16
K. Hijau
35
3
54
18
9
7
Kedelai
15
2
13
1
2
6
K. Panjang
65
6
33
23
16
8
Biji-bijian
Jagung hibrida
45
7
58
7
12
6
Jagung local
25
4
32
4
7
4
Padi unggul
30
2
93
10
6
1
Padi local
15
2
49
5
3
1
Umbi-umbian
Singkong
61
5
41
42
11
6
Kentang
39
8
46
9
4
5
Ubi jalar
30
5
29
4
2
3
Diolah oleh Agus dan Widianto (2004)

2. Tanaman pagar
Salah satu cara menyediakan sumber pupuk hijau adalah dengan mengembangkan sistem pertanaman lorong, dimana tanaman pupuk hijau  ditanam sebagai tanaman pagar berseling dengan tanaman utama.
Tanaman pagar dapat menghasilkan tanaman secara periodik; pada musim hujan tanaman dapat dipangkas setiap 2 bulan. Aplikasi sistem pertanaman lorong pada lahan miring, dimana legume ditanam searah kontur sangat efektif untuk menekan erosi.
Secara umum setiap legume dapat digunakan sebagai tanaman pagar, namun lebih efektif bila tanaman pagar memenuhi sifat-sifat sebagai berikut :
a.    Berakar dalam agar tidak menjadi pesaing bagi tanaman semusim
b.    Pertumbuhan cepat dan setelah pemangkasan cepat bertunas kembali
c.    Mampu menghasilkan bahan hijauan dalam jumlah banyak dan terus menerus yang dapat digunakan sebagai pupuk hijau
d.   Mampu memperbaiki kandungan N dalam tanah dan kandungan hara lainnya.

Tabel 2. Produksi pangkasan (data pangkasan tahun kedua dan ketiga) beberapa jenis tanaman pagar
Jenis tanaman pagar
Hasil bahan hijauan segar
Sumber
Ton ha-1tahun-1
Flemingia (Plemingia macrophylla)
4,7-26,2
Suganda et al., 1991 ; Haryati et al., 1991; Erfandi et al., 1988
Glirisidia (Gliricidia sepium)
2,9-9,2
Suganda et al., 1991
Lamtoro gung
1,3-2,9
Suganda et al., 1991; Kang et al., 1984
Lamtoro (Leucaena leucephala)
6,1-20
Erfandi et al., 1988
Thephrosia (Theprosia candida)
13,5
Haryati et al., 1991
Kaliandra (Calliandra callothyrsus)
4,3-22,8
Suganda et al., 1991; Erfandi et al., 1988
Sengon ( Paraserianthes falcataria)
1,5-1,6
Suganda et al., 1991

3. Tanaman penutup tanah
Tanaman penutup tanah adalah tanaman yang ditanam sendiri yakni pada saat tanah tidak ditanami tanaman utama atau tanaman yang ditanam bersamaan dengan tanaman pokok bila tanaman pokok berupa tanaman tahunan. Tujuan penanaman tanaman penutup tanah, antara lain:
a.    Melindungi tanah dari daya perusak butir-butir hujan
b.    Mempertahankan/memperbaiki kesuburan tanah
c.    Menyediakan BO
d.   Merupakan tindakan rehabilitasi lahan yang murah dan mudah diaplikasikan

4. Azolla
Azolla sp. adalah jenis tumbuhan paku air yang mengapung banyak terdapat di perairan yang tergenang terutama di sawah-sawah dan di kolam, mempunyai permukaan daun yang lunak mudah berkembang dengan cepat dan hidup bersimbosis dengan Anabaena azollae yang dapat memfiksasi Nitrogen (N2) dari udara.
Pada kondisi optimal Azolla akan tumbuh baik dengan laju pertumbuhan 35% tiap hari Nilai nutrisi Azolla mengandung kadar protein tinggi antara 24-30%. Kandungan asam amino essensialnya, terutama lisin 0,42% lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrat jagung, dedak, dan beras pecah (Arifin, 1996) dalam Akrimin 2002.

5. Sesbania rostrata
Sesbania rostrata merupakan tanaman legume yang potensial sebagai sumber N pada lahan sawah. Tanaman ini dapat tumbuh pada keadaan tergenang, dan dapat membentuk bintil tidak hanya pada akar tetapi juga pada batang. Oleh karena itu tanaman ini mempunyai kemampuan menambat N yang relatif tinggi. Sesbania rostratabersimbiosis dengan Azhorizobium untuk lebih meningkatkan N.

2.3 Pembuatan Pupuk Hijau dengan Proses Dekomposisi
Pupuk hijau dapat diaplikasikan secara langsung, dan dapat juga dilakukan proses pendekomposisian terlebih dahulu, berikut adalah cara pembuatan pupuk hijau dekomposisi.
1. Bahan dan Komposisi:
a.    200 kg hijau daun atau sampah dapur.
b.    10 kg dedak halus.
c.    ¼ kg gula pasir/gula merah.
d.   ¼ liter bakteri (bisa dgn EM4).
e.    200 liter air atau secukupnya.

2. Cara Pembuatan:
Hijau daun atau sampah dapur dicacah dan dibasahi. Campurkan dedak halus atau bekatul dengan hijau daun. Cairkan gula pasir atau gula merah dengan air. Masukkan bakteri ke dalam air. Campurkan dengan cairan gula pasir atau gula merah. Aduk hingga rata. Cairan bakteri dan gula disiramkan pada campuran hijau daun/sampah+bekatul. Aduk sampai rata, kemudian digundukkan/ditumpuk hingga ketinggian 15-20 cm dan ditutup rapat. Dalam waktu 3-4 hari pupuk hijau sudah jadi dan siap digunakan.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dalam penyusunan makalah tentang pupuk hijau ini adalah:
1.    Pupuk hijau adalah pupuk organik yang berasal dari tanaman atau berupa sisa panen. Bahan tanaman ini dapat dibenamkan pada waktu masih hijau atau setelah dikomposkan.
2.    Manfaat pupuk hijau adalah meningkatkan kandungan bahan organik dan unsur hara di dalam tanah sehingga terjadi perbaikan sifat fisika, kimia, dan biologi tanah, yang selanjutnya berdampak pada peningkatan produktivitas tanah dan ketahanan tanah terhadap erosi.
3.    Bahan terbaik untuk pupuk hijau adalah tanaman jenis Legume karena memiliki kandungan N yang tinggi, namun sumber dari bahan hijauan yang lain juga dapat digunakan sebagai pupuk hijau.
4.    Pupuk hijau dapat diaplikasikan langsung dengan cara pembenaman dan dapat juga dilakukan pendekomposisian terlebih dahulu dengan penambahan EM4.

DAFTAR PUSTAKA


http://kolamazolla.blogspot.com/2008/07/azolla-pupuk-hijau-baik-untuk-padi.html Jumat,diunggah pada tanggal 11 Juli 2008

http://prasst.multiply.com/journal/item/8/Membuat_Pupuk_Hijau, diunggah pada tanggal 27 Pebruari 2009

http://www.agrilands.net/read/full/agriwacana/2010/12/08/macam-atau-jenis-pupuk-hijau.htmlMacam atau Jenis Pupuk Hijau diunggah pada tanggal 8 Desember 2010

http://www.pustaka-litbang.com,  Referensi: “Pupuk Organik dan Pupuk Hayati” by Litbang, Bogor


0 comments:

Post a Comment