Kata
Pengantar
Studi
tentang kurikulum semakin lama semakin berkembang. Hal ini terbukti makin
luasnya para peminat dalam bidang tersebut dan makin banyaknya penelitian dan
penulisa karya ilmiah untuk menjajaki dan mengungkapkan berbagai sistem
instruksional.Salah satu alasan yang mendorong banyaknya pakar pendidikan
karena kurikulum merupakan alat yang amat penting untuk meningkatkan
keberhasilan sistem pendidikan secara menyeluruh.
Dalam
konteks ini pula, peran dan fungsi manajemen kurikulum mendapat tempat
sebagaimana mestinya, bahkan menjadi masalah penting yang harus di pelajari
lebih tekun. Makalah ini membahas secara garis besar beberapa aspek yang berada
dalam lingkup permasalahan kurikulum yang perlu dibahas. Berbagai pendekatan
dan usaha perlu di lakukan supaya ilmu kurikulum lebih mampu melaksanakan
perannya dalam sistem pendidikan nasional.
Sadar akan kelemahan yang mungkin terjadi dalam tulisan
ini, maka kesediaan menerima kritik dan saran selalu terbuka.
Wassalam
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Sejalan dengan tuntutan zaman, perkembangan masyarakat, serta
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dunia pendidikan sudah menginjak
kakinya kedalam dunia inovasi. Inovasi dapat berjalan dan dan mencapai
sasarannya jika program pendidikan tersebut di rencanakan dan di laksanakan
sesuai dengan kondisi dan tuntutan zaman.
Sebagai implikasinya, kesadaran tentang peran guru
meningkat. Sebagai tenaga profesional, guru merupakan pintu gerbang inovasi,
sekaligus gerbang menuju pembangunan yang terintegrasi.
Berkaitan dengan hal ini agar studi tentang kurikulum tersebut
dapat dilakukan dengan lebih mudah dan mencapai keberhasilan, kami sebagai
penulis berharap makalah kami ini dapat bermanfaat dan dapat membantu para
pembaca, khususnya peminat kurikulum, sebagai sumber informasi tentang dasar –
dasar pengembangan kurikulum.
Pada
makalah ini kami akan membahas tentang studi lapangan kurikulum dan juga
berbagai permasalahan yang terkait yang bertujuan bertujuan untuk mengetahui
berbagai masalah kurikulum di lapangan. Secara spesifik konsep – konsep
tersebut akan kami bahas dalam makalah ini.
1.1 Studi Lapangan Kurikulum
Studi lapangan kurikulum adalah
bagian integral dari studi kurikulum. Para ahli pendidikan umumnya dan bidang
pengembangan kurikulum dan teknologi pendidikan tentu telah mengenal, bahwa
studi tentang pengembangan kurikulum merupakan suatu cabang disiplin ilmu
pendidikan yang mengandung riang lingkup yang sangat luas. Studi ini bukan saja
mencakup kegiatan mempelajari dasar – dasarnya, tetapi juga mempelajari
kurikulum yang di kembangkan dan dilaksanakan pada semua jenjang pendidikan.
Disamping itu juga meliputi studi yang mendalam tentang bidang – bidang :
perencanaan kurikulum, manajemen kurikulum, evaluasi dan riset kurikulum.
Menurut Hamalik dalam Bukunya yang
berjudul manajemen pengembangan kurikulum
pokok kegiatan utama dalam studi lapangan kurikulum yaitu:
a. Perencanaan
dan pengembangan kurikulum berdasarkan asumsi telah tersedia informasi dan data
tentang masalah – masalah dan kebutuhan yang mendasari perencanaan yang tepat
b. Pelaksanaan
kurikulum berdasarkan asumsi bahwa kurikulum telah di rencanakan sebelumnyadan
siap di operasionalkan.
c. Perbaikan
kurikulum berdasarkan asumsi bahwa perbaikan, kurikulum sekolah perlu di
perbaiki dan dikembangkan lebih lanjut untuk meningkatkan pendidikan.
Sedangkan
menurut Schubert (1986) :
a. Gambaran
karakteristik kurikulum
menurutnya survei yang di lakukan
secara cepat terhadap sejumlah buku teks kurikulum akan menghasilkan sejumlah
gambaran atau karakteristik yang berbeda satu sama lain. Para penulis kurikulum
sering kali memberikan gambaran kurikulum dengan cara mengunakan berbagai
istilah yang berbeda.
b. Berbagai
Domain Studi kurikulum
Kurikulum berada di tengah – tengah
bidang studi kependidikan yang saling berhubungan. Oleh karena itu, perlu di
identifikasikan bagian – bagian yang dominan dari studi kurikulum itu sendiri.
Hal ini di karenakan dalam kenyataannya ada sebagian ahli kurikulum yang
memfokuskan studinya pada seluruh subdivisi kurikulum. Dengan adanya saling
berbagi pemikiran otobiografis dengan orang lain juga berupaya mendapat
pengertian yang serupa.
c. Kurikulum
dan berbagai subdivasi pendidikanyang berhubungan
Untuk menggambarkan kurikulum
sebagai lapangan inkuiri dan praktik, perlu di perhatikan bahwa praktik –
praktik kurikulum pada dasarnya di pengaruhi oleh seluruh subdivisi kurikulum.
Subdivisi kurikulum adalah:
§ Teori
kurikulum
§ Sejarah
kurikulum
§ Pengembangan
kurikulum
§ Evaluasi
kurikulum
§ Perubahan
kurikulum
§ Inkuiri
kurikulum
A. Lapangan Kurikulum.
Menurut oemar hamalik (2008:21)
mengemukakan bahwa Perencanaan dan pengembangan kurikulum harus di dasarkan
pada ide-ide umum tentang kurikulum yang muncul berkat interaksi antara teori
dan praktik. Adapun lapangan kurikulum yang memuat ide-ide tersebut yang
berkenaan dengan proses dan konten pendidikan.
Faktor
- faktor yang berkaitan dengan lapangan
kurikulum adalah:
1. Organisasi
kurikulum adalah program sekolah , proses belajar, dan serangkaian pengalaman
siswa yang di rencanakan dan di susun secara terstruktur.
2. Evaluasi
kurikulum berkaitan dengan perbaikan program yang berkelanjutan dan merupakan
proses yang berkelanjutan. Evaluasi kurikulum tersebut merujuk pada proses yang
mempertimbangkan kecakupan dan keefektifannya.
3. Kurikulum
luar sekolah adalah berbagai hal dari luar sekolah yang dapat di pelajari oleh
siswa, misalnya yang bersumber dari berbagai media informasi (media cetak,
elektronik,), peristiwa dalam stuktur keluarga, serta hubungan sosial dalam
masyarakat dan kelompok sosial lainnya.
4. Perencanaan
kurikulum adalah proses komprehensif ketika pihak yang terkait merumuskan
tujuan dari pendidikan, bagaimana tujuan tersebut dilakukan melalui situasi
belajar-mengajar, dengan mempertimbangkan kepantasan dan keefektifan tujuan.
5. Pengembangan
kurikulum adalah proses perencanaan kurikulum agar menghasilkan rencana
kurikulum yang luas dan spesifik. Hal ini berkenaan dengan seleksi dan
pengorganisasian berbagai kompenen situasi mengajar-belajarmelalui serangkaian
kegiatan.
6. Pembelajaran
Kurikulum terutama berkenaan dengan desain rencana situasi mengajar belajar
yang nyata.hal ini berdasarkan atas tujuan yang luas dan identifikasi cara
penerjemahan tujuantersebut menjadi program pengalaman belajar yang
terkoordinasi dan koheren.
1.2 Berbagai Masalah Kurikulum
Dalam proses pengembangan kurikulum,
banyak sekali masalah yang di hadapi yang memerlukan pertimbangan dan pemecahan
tersendiri. Semua masalah tersebut disebabkan oleh berbagai kondisi yang ada,
yanf sesuai dengan tuntrutan dan prinsip kebutuhan yang perlu di penuhi.
A.
Masalah
Umum
Berbagai masalah yang termasuk dalam
masalah umum dapat di kelompokkan menjadi beberapa kelompok, yaitu:
1. Bidang
Cakupan (scope)
Scope atau bidang cakupan dapat
didefinisikan sebagai “luas” kurikulum, yang di dalamnya mencakup berbagai
topik, pengalaman belajar, aktivitas, pengorganisasian elemen-elemen serta
hubungan pengintegrasian dan pengorganisasian berbagai elemen tersebut yang di
beri kepada siswa sekolah.
2. Relevasi
Relevasi atau kesesuaian merupakan
masalah lain yang cukup esensial dan harus mendapatkan perhatian dalam
pengembangan kurikulum.
3. Keseimbangan
Dalam sulitnya mendenifisikan kata
keseimbangan , menurut olivia(1991) yang di kutip dari buku oemar hamalik
menunjukan beberapa variabel yang harus di pertimbangkan seperti:
·
Kurikulum yang berpusat pada siswa
·
Kebutuhan siswa dan kebutuhan masyarakat
·
Pendidikan umumdan pendidikan khusus
·
Luas dan dalamnya kurikulum
·
Logis dan psikoligis
·
Metode, pengalaman, dan strategi
·
Sekolah dan masyarakat sebagai sumber
daya dalam pendidikan
Di karenakan begitu banyaknya
variabel yang menyangkut keseimbangan dalam pengembangan kurikulum tersebut,
maka sudah dapat di pastikan bahwa hal-hal ini juga telah menjadi suatu masalah
yang tidak dapat diabaikan begitu juga oleh para pengembangankurikulum.
Sebaliknya, justru merupakan masalah yang harusmendapat perhatian yang cukup
maksimal.
4. Integrasi
Para pengembangan kurikulum harus peduli terhadap masalah
pengintegrasian mata pelajaran. Pengintegrasian berarti memadukan,
menggabungkan dan menyatukan antardisiplin ilmu.
5.
Sekuens (sequence)
Sekuens (sequence) berarti susunan
atau urutan pengelompokan kegiatan atau langkah-langkah yang di lakukan dalam
perencanaan kurikulum. Bila scope mengacu pada “apa” maka sekuens lebih mengacu
pada “kapan” dan “dimana” pokok-pokok bahasan tersebut di tempatkan dan di
laksanakan . berikut adalah langkah-langkah sekuens:
·
Mulai dari yang paling sederhana menuju
yang kompleks
·
Menuruti alur kronologis
·
Balikan dari alur kronologis
·
Mulai dari keadaan geografis yang dekat
sampai ke yang jauh
·
Dari jauh menuju dekat
·
Dari konkret ke abstrak
·
Dari umum menuju khusus, dan
·
Dari khusus menuju umum
Sedangkan menurut Donald E. Orlosky
dan B. Othanel Smith dalam buku Olivia, 1992 mengemukakan bahwa terdapat 3
konsep sekuens yaitu:
·
Sekuens menurut kebutuhan
·
Sekuens makro
·
Sekuens
mikro
Dalam
proses sekuens, para pengembang kurikulum harus memperhatikan tingkat
kedewasaan, latar belakang pengalaman, tingkat kematangan dan ketertarikan atau
minat siswa, serta tingkat kegunaan dan kesukaran materi pelajaran.
6.
Kontinuitas
Kontinuitas merupakan pengulangan
terencana tentang isi untuk mencapai keberhasilan. Tayler (1949)
mendeskripsikan kontinuitas sebagai pengulangan vertikal dari elemen atau unsur
kurikulum.
Pada dasarnya, prinsip kontinuitas
menyerupai dengan apa yang di sebut ”spiral curriculum” yaitu pengenalan
konsep, keterampilan, dan pengetahuan secara berulang. Dalam masalah
kontinuitas ini di butuhkan tingkat keahlian yang tinggi dari perencana
kurikulum.
7.
Artikulasi
Artikulasi diartikan sebagai
pertautan antara kelompok elemen atau unsur lintas tingkatan sekolah.
Oliver (olivia, 1992) menjelaskan
pengertian artikulasi sebagai “artikulasi horizontal” atau “korelasi”,
sedangkan kontinuitas sebagai “artikulasi vertikal”. Dari pengertian ini dapat
di ketahui bahwa antara sekuens, kontinuitas, dan artikulasi terdapat kaitan
satu denagn yang lainnya.
8. Kemampuan
Transfer ( Transferability )
Para ahli pendidikan seperti
Thorndike, Daniel dan L. N. Tanner, serta taba menyepakati bahwa jika guru hendak
mentransfer nilai-nilai tersebut, maka terlebih dahulu harus diperhatikan
prinsip-prinsip umum dari proses transfer yaitu :
1.
Transfer merupakan “hati nurani”
pendidikan;
2.
Proses transfer memungkinkan untuk
dilakukan;
3.
Proses transfer dimulai dari situasi
yang lebih dekat, ke situasi luar kelas yang lebih jauh dan luas;
4.
Hasil transfer akan lebih bermakna
(meaningful) jika guru membantu siswa dalam menderivasi, generalisasi, serta
menetapkan generalisasi tersebut; dan
5.
Secara umum, dapat dikatakan bahwa ketika
siswa memperoleh pengetahuan bagi dirinya, proses transfer tersebut telah
berhasil.
B.
Beberapa
masalah Khusus
Dalam kaitannya dengan pengembangan
kurikulum, beberapa masalah berikut perlu di pahami secara seksama:
1.
Berbagai masalah yang berhubungan dengan
tujuan dan hasil-hasil kurikulum yang di harapkan oleh sekolah, seperti :
a.
Untuk siapa kurikulum itu disediakan,
b.
Apakah kurikulum tersebut bermaksud
mendidik siswa agar mampu mengendalikan diri, atau agar mereka mampu mengikuti
perubahan sosial,
c.
Apakah kurikulum bersifat mendoktrinasi
sesuatu,
d.
Apakah kurikulum bermaksud mempersiapkan
siwsa bagi masa depannya, atau untuk memenuhi berbagai kebutuhan yang dirasakan
sekarang ini,
e.
Apakah kurikulum memberikan pelayanan
terhadap masyarakat atau perorangan,
f.
Apakah kurikulum berkenaan dengan
permasalahan yang controversial,
g.
Apakah kurikulum disesuaikan dengan
minat dan kebutuhan perorangan atau umum,
h.
Apakah kurikulum berkenaan dengan
pendidikan umun atau dengan pendidikan khusus,
i.
Apakah kurikulum dikaitkan dengan usaha
pencapaian tujuan-tujuan pendidkan, dan
j.
Apakah tujuan-tujuan tersebut diperbaiki
guna mencapai hasil pendidikan yang lebih baik.
2. Berbagai
masalah yang berhubungan dengan isi dan organisasi kurikulum
a. Ukuran
yang digunakan dalam memilih bahan dan pengalaman-pengalaman kurikuler,
b.
Apakah kurikulum disusun berdasarkan
mata pelajaran atau pengusahaan adanya korelasi,
c.
Perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam
kurikulum tersebut,
d.
Jenis-jenis kegiatan dan pengalaman yang
terdapat dalam kukuriler.
e.
Jenis kurikulum yang di gunakan.
f.
Pengalaman-pengalaman yang diwajibkan dan
yang bersifat pilihan ,
g.
Apakah dalam kurikulum terdapat
pelajaran-pelajaran khusus,
h.
Berbagai pelajaran yang diperlukan untuk
kenaikan kelas, dan
i.
Cara perbaikan seleksi dan organisasi
bahan-bahan pelajaran dan pengalaman.
3. Masalah
yang berhubungan dengan proses penyusunan dan revisi kurikulum.
a.
Cara pengadaan artikulasi dan korelasi,
b.
Awal penyusunan dan perevisian
kurikulum,
c.
Sumber- sumber informasi yang dapat
dimanfaatkan untuk penyusunan kurikulum,
d.
Pihak yang dapat ikut berpartisipasi
dalam perubahan dan penyusunan kurikulum,
e.
Pihak yang akan memberikan latihan dalam
pengelolaan kurikulum dan dalam bentuk pelaaksanaan latihan tersebut,
f.
Langkah-langkah yang akan dilakukan
dalam mengadakan perubahan (revisi) kurikulum secara menyeluruh, dan
g. Cara
perbaikan proses penyusunan kurikulum.
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, Oemar. (2006),
Manajemen Pengembangan Kurikulum, Remaja Rosdakarya, Bandung
Hamalik,
Oemar, (2007), Dasar – Dasar Pengembangan Kurikulum, Remaja Rasdakarya, Bandung
Schubert,
William H. (1986). Curriculum: Perspective, Paradigm, and possibility. New
York: McMillan.
Olivia, Pater F.
(1991). Devoloping the curriculum. New York: HarperCollins.
Tyler, Ralph W. (1949). Basic principles
of curriculum and instruction. Chicago: The University of Chicago pres.
0 comments:
Post a Comment