Sunday 19 April 2015

Makalah Musuh Alami Pada Bawang Merah

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Bawang merah (Allium cepa) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang sangat dibutuhkan oleh manusia.
Musuh alami merupakan suatu pengendalian alami utama hama yang bekerja secara tergantung kepadatan populasi sehingga tidak dapat dilepaskan dari kehidupan dan perkembangan hama. Hal ini erat kaitannya dengan kelangsungan ekologi maupun habitat tanaman itu berada, karena selain mengurangi bahkan tanpa bahan kimia, metode biologis ini lebih diarahkan pada pengendalian secara alami dengan mem-biarkan musuh-musuh alami agar tetap hidup. Meskipun dampaknya akan dirasakan dalam jangka waktu yang lama, namun hal tersebut akan menciptakan terjaganya keseimbangan ekosistem yang ada.
Pada kebun atau lahan yang sehat ditemukan banyak musuh alami seperti semut rang- rang, tubuhan, burung, laba-laba dan lain-lain yang menguntungkan bagi kehidupan manusia jika musuh alami yang ada diperlakukan dengan benar maka mereka akan dapat memberikan keuntungan bagi kita yaitu melindungi tanaman dari serangan hama. Musuh alami juga mempunyai musuh. Parasit dan predator mempunyai predator, parasit dan patogen. Kebanyakan predator adalah kanibalistik yaitu perilaku yang terjadi bila mangsa tidak dijumpai sehingga yang dapat bertahan hidup hanya beberapa saja.
Penggunaan pestisida yang berlebihan, berspektrum luas dan tidak selektif disertai tehnik budidaya yang kurang baik akan berdampak pada ketidakseimbangan ekosistem, karena tidak hanya hama saja melainkan semua pemangsanya pun turut musnah. Dan bila terjadi ledakan populasi hama yang baru, jumlah predator yang ada tidak mencukupi sehingga pengendalian biologis tidak akan efektif.
 Melihat pentingnya peran predator dan parasit dalam menjaga dan mengendalikan populasi hama, maka upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengurangi penggunaan insektisida yang berspektrum luas, aplikasi insektisida dengan melakukan pengamatan perbandingan jumlah hama dan musuh alami, bahkan bila perlu dalam suatu areal penanaman dilakukan manipulasi lingkungan agar mendukung peran dan jumlah musuh alaminya.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui tentang musuh alami.
2. Untuk mengetahui hama pada tanaman bawang merah.
3. Untuk mengetahui jeni-jenis bawang merah.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Jenis-Jenis Bawang Merah
1.  Bawang bombai putih
Bawang bombai ini memang berasal dari Bombay, India. Ukurannya besar, umbinya beruas, berlapis, tinggi kandungan air, dan bergetah. Bawang bombai dimanfaatkan sebagai bumbu beragam masakan. Umumnya, bawang bombai dicincang halus dan dijadikan campuran hidangan utama, salad, serta camilan.
2.  Bawang bombai merah
Tekstur bawang bombai merah lebih keras dan padat. Aromanya lebih tajam dan rasanya lebih manis. Biasanya dijadikan campuran salad, sayur berkuah, tumisan, dan pelengkap hidangan utama.
3.  Bawang lanang
Disebut juga bawang tunggal. Berwarna seperti bawang putih, tapi bentuknya lebih bulat dan teksturnya padat juga keras. Kulit bawang lanang juga padat dan tidak seringan kulit bawang putih. Bawang lanang lebih banyak digunakan sebagai obat daripada bumbu.
4.  Bawang merah
Bawang merah biasanya dihaluskan dan dicampur dalam masakan. Bawang merah sejak lama telah digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit, seperti cacingan, wasir, dan mata ikan pada kaki.
5. Bawang putih
Bawang putih digunakan sebagai obat selama bertahun-tahun untuk mengobati tumor, gigitan serangga, bisul, gigitan ular, luka, flu, batuk, dan mencegah infeksi.Bawang putih juga berkhasiat mengurangi jerawat dan komedo.

2.2 Musuh Alami Pada Tanaman Bawang Merah
·      Laba-laba
`      Predator merupakan golongan makhluk hidup yang paling penting sebagai pengendali kehidupan organisme pada tanaman bawang merah, tiap predator akan memakan banyak mangsa sepanjang hidupnya. Predator mempunyai bentuk yang sangat mudah dilihat kendatipun kerap kali ada beberapa yang masih sulit dibedakan dengan hama yang banyak terdapat disekitar tanaman bawang merah. Beberapa jenis predator seperti laba-laba, kumbang kubah dan kumbang tanah, mencari mangsa seperti penggerek batang serta ulat pemakan daun di pertanaman bawang merah. 
Laba-laba lebih menyenangi mangsa yang bergerak meskipun beberapa diantaranya dapat menyerang kelompok telur. Banyak jenis laba-laba berburu mangsa hanya pada malam hari, sementara jenis yang lain membuat jala perangkap kemudian dikumpulkan dalam jala tersebut sepanjang siang dan malam hari.
Predator-predator tersebut perlu dijaga keberadaanya, antara lain dengan cara mengurangi penggunaan insektisida yang memiliki daya racun luas.
Pengendalian hayati aman bagi lingkungan karena tidak memiliki dampak samping terhadap lingkungan terutama terhadap serangga atau organisme bukan sasaran. Karena musuh alami biasanya adalah khas inang. Meskipun pernah dilaporkan kasus terjadinya ketahanan suatu jenis hama terhadap musuh alami antara lain dengan membentuk kapsul dalam tubuh inang, namun kejadian tersebut sangat langka.
Musuh alami adalah organisem yang ditemukan di alam yang dapatmembunuh serangga sekaligus, melemahkan serangga, sehingga dapatmengakibatkan kematian pada serangga, dan mengurangi fase reproduktif dariserangga. Musuh alam biasanya mengurangi jumlah populasi serangga, inang atau pemangsa, dengan memakan individu serangga. Untuk beberapa spesies, musuhalami merupakan kekuatan utama yang mengatur dinamika populasi serangga,sehingga penting bagi kita untuk mengetahui bagaimana musuh alamidapatmempengaruhi populasi serangga untuk mengestimasi pengaruhnya. Untuk menjelaskan kepadatan populasi serangga dan memprediksi terjadinya outbreaks.
Musuh alami dapat membantu manusia dalam menangani hama tanpa merusak lingkungan. Dengan adanya musuh alami atau predator rantai makanan dalanm lingkungan tersebut akan tetap terjaga.

2.3  Hama Pada Tanaman Bawang Merah
·      Ulat Grayak
Ulat Grayak (Spodoptera exigua Hubner)
Ordo : Lepidoptera
Famili : Noctuidae

Gejala serangan :
            Ulat bawang dapat menyerang tanaman sejak fase pertumbuhan awal (1-10 hst) sampai dengan fase pematangan umbi (51-65 hst). Ulat muda (instar 1) segera melubangi bagian ujung daun, lalu masuk ke dalam daun bawang. Ulat memakan permukaan daun bagian dalam, dan tinggal bagian epidermis luar. Daun bawang terlihat menerawang tembus cahaya atau terlihat bercak-bercak putih transparan, akhirnya daun terkulai.
Bioekologi :
            Imago betina meletakkan telur pada daun bawang secara berkelompok dan ditutupi oleh bulu-bulu atau sisik dari induknya. Tiap kelompok telur maksimum terdapat 80 butir. Jumlah telur yang dihasilkan seekor betina sekitar 1.000 butir. Telur berwarna putih, berbentuk bulat sampai bulat telur (lonjong) dengan ukuran sekitar 0,5 mm. Setelah 2-6 hari telur menetas menjadi larva.
            Larva (ulat) muda terdiri dari enam instar kadang ada juga yang lima instar. Larva berwarna hijau dengan garis-garis hitam pada punggungnya, berukuran 1,2 – 1,5 mm. Sedangkan larva instar lanjut (2-5), berwarna hijau (umumnya didataran rendah) dan berwarna cokelat (umumnya didataran tinggi), dengan garis kuning pada punggungnya. Larva berukuran antara 1,5 – 19 mm, aktif pada malam hari, dan stadium larva berlangsung selama 8-10 hari. Setelah melalui instar akhir, larva mejatuhkan diri ke tanah untuk berkepompong (pupa). Larva S.exigua mempunyai sifat polifag (pemakan segala).
            Pupa berwarna cokelat muda dengan panjang 9-11 mm. Pupa berada di dalam tanah ± 1 cm, dan sering dijumpai juga pada pangkal batang, terlindung di bawah daun kering. Lama hidup pupa berkisar antara 6 – 7 hari. Siklus hidup dari telur sampai imago adalah 3 – 4 minggu. Ngengat mempunyai sayap depan berwarna cokelat tua dengan garis-garis kurang tegas dan terdapat bintik-bintik hitam, rentangan sayap antara 25-30 mm. Sayap belakang berwarna keputih-putihan dan tepinya bergaris-garis hitam. Ngengat betina mulai bertelur pada umur 2-10 hari.
·      Pengendalian hayati:
memanfaatkan predator laba-laba antara lain Oxyopes sp, Lycosa sp dan parasitoid Eurytoma poloni, penggunaan jamur patogen serta menggunakan serangga lain Beauveria bassiana;

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bawang merah merupakan komoditas sayuran yang sudah sejak lama di usahakan oleh petani secara intensif. Komoditas pertanian ini merupakan sumber pendapatan dan kesempatan kerja yang memberikan kontribusi cukup tinggi terhadap perkembangan ekonomi suatu wilayah.
1.    Ulat grayak (S. litura) merupakan hama penting pada tanaman bawang merah karena dapat menurunkan produktivitas tanaman, khususnya pada fase pertumbuhan R2-R4. Hampir 60% pertanaman bawang merah ditanam pada musim kemarau atau setelah padi-padi sehingga rawan terhadap serangan ulat grayak
2.    Pengendalian hama ulat grayak, selain dengan cara kimiawi, dapat memanfaatkan memanfaatkan agens hayati Nuclear Polyhedrosis Virus (SlNPV),

3.2 Saran
·         Untuk dapat mengidentifikasi gejala serangan hama.
·         Memperbanyak literatur sebagai bahan perbandingan dengan gejala serangan hama atau musuh alami yang ditemukan di lapangan.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M. 1986. Kerusakan dan hasil kedelai Orba pada berbagai umur tanaman dan
populasi ulat grayak (Spodoptera litura). Seminar Balai Penelitian Tanaman Pangan Bogor Tahun 1986.
Departemen Pertanian. 2008. Panduan Pelaksanaan Sekolah Lapang Pengelolaan
Tanaman Terpadu (SL-PTT) Kedelai. Departemen Pertanian, Jakarta. 39 hlm
Marwoto dan Bejo. 1997. Resistensi hama ulat daun terhadap insektisida di daerah
sentra produksi kedelai di Jawa Timur. Laporan Teknis 1996−1997. Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, Malang. 14 hlm.

                                                         

0 comments:

Post a Comment