BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pinang
(Areca catechu L.) merupakan sejenis tumbuhan dari keluarga
Aeraceae atau palmae yang tumbuh di negara kita sehinggakan satu negeri di
Utara Semenanjung Malaysia mendapat nama sebagai Pulau Pinang. Seperti juga pokok
kelapa yang tumbuh dengan subur di bumi Malaysia, pokok pinang menghasilkan
buah yang di gunakan untuk berbagai kegunaan. Nama lain adalah sepertiAreca
Nut, Betel Nut, adakka, catechu dan
pinang. Rujukan akademik mendapati pokok pinang dipercayai berasal dari
Malaysia dan Filipina walau pun ada spesis yang menyerupainya di Afrika. Pokok
Pinang banyak di tanam di India dan Sri Lanka dan di gunakan oleh penduduk
tempatan di negara tersebut yang di panggil sebagai 'adakka' (Malayalam)
.
1.2 Rumusan
Masalah
a. Bagaimana morfologi
pinang?
b. Bagaimana deskripsi
tanaman pinang?
c. Bagaimana klasifikasi
pinang?
d. Apa saja syarat tumbuh
tanaman pinang?
e. Apa saja kegunaan
pinang?
f. Zat kimia apa saja yang
terkandung pada pinang?
1.3 Tujuan
1.
Mengetahui morfologi pinang
2.
Mengetahui deskripsi tanaman pinang
3.
Mengetahui klasifikasi pinang
4.
Mengetahui syarat tumbuh tanaman pinang
5.
Mengetahui kegunaan pinang
6.
Mengetahui zat kimia yang terkandung pada
pinang
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Morfologi
1. Akar (radix)
Akar
merupakan bagian pokok bagi tumbuhan yang tubuhnya telah merupakan kormus. Pada
akar terdapat bagian-bagian, yaitu leher akar atau pangkal akar (collum)
yang merupakan bagian akar bersambungan dengan pangkal batang. Ujung akar (apex
radicis) merupakan bagian akar yang paling muda, terdiri atas
jaringan-jaringan yang masih dapat mengadakan pertumbuhan. Batang akar (corpus
radicis) adalah bagian akar yang terdapat antara leher akar dan ujungnya.
Cabang-cabang akar (radix lateralis),
bagian-bagian akar tidak langsung bersambungan
dengan pangkal batang, tetapi keluar dari akar pokok, dan masing-masing dapat
mengadakan percabangan lagi. Serabut akar (fibrilla radicalis) merupakan
cabang-cabang akar yag halus dan berbentuk serabut. Rambut-rambut akar (pilus
radicalis), yaitu bagian akar yang sesungguhnya hanyalah merupakan
penonjolan sel-sel kulit luar akar yang panjang. Bentuknya seperti bulu atau
rambut, oleh karena itu dinamakan rambut akar atau bulu akar. Dengan adanya
rambut-rambut akar ini bidang penyerapan akar menjadi luas, sehingga lebih
banyak air dan zat-zat makanan dapat dihisap. Tudung akar (calyptra)
adalah bagian akar yang letaknya paling ujung, terdiri atas jaringan yang
berguna untuk melindungi ujung akar yang masih muda dan lemah.
Sistem
perakaran terdiri atas akar tunggang dan akar serabut. Akar tunggang merupakan
akar lembaga tumbuh terus menjadi akar pokok yang bercabang-cabang menjadi
akar-akar yang lebih kecil. Akar pokok yang berasal dari akar lembaga disebut
akar tunggang (radix primaria). Susunan akar yang demikian ini biasa
terdapat pada tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae) dan tumbuhan biji
telanjang (Gymnospermae).
Akar serabut adalah akar lembaga dalam
perkembangan selanjutnya mati atau kemudian disusul oleh sejumlah akar yang
kurang lebih sama besar dan semuanya keluar dari pangkal batang. Akar-akar ini
karena bukan berasal dari calon akar yang aseli dinamakan akar liar, bentuknya
seperti serabut, oleh karena itu dinamakan akar serabut (radix adventicia).
2. Batang (caulis)
Batang
adalah bagian tubuh tumbuhan yang penting dan dapat dibedakan antara tumbuhan
yang tidak berbatang dan tumbuhan berbatang. Tumbuhan tidak berbatang (planta
acaulis) merupakan tumbuhan yang benar tidak berbatang sesungguhnya tidak
ada hanya tampaknya saja tidak ada. Hal itu disebabkan karena batang sangat
pendek, sehingga semua daunnya keluar dari bagian atas akarnya dan tersusun
rapat satu sama lain merupakan suatu roset (rosula). Batang dibedakan
menjadi batang basah (herbaceus), batang berkayu (lignosus), batang
rumput (calmus) dan batang mendong (calamus). Batang tumbuhan
mempunyai bentuk yang bermacam-macam, contohnya bulat (teres) yang
terdapat pada familia Arecaceae. Arah tumbuh batang berbeda-beda, salah satu
contohnya adalah tumbuh tegak lurus (erectus), contohnya pada tumbuhan
palem-paleman.
3. Daun (folium)
Daun
adalah bagian tumbuhan (organ), yang terdapat di bagian batang tempat duduknya
atau melekatnya daun dinamakan buku-buku (nodus) batang dan tempat di atas daun
yang merupakan sudut antara batang daun dinamakan ketiak daun (axilla).
Daun mempunyai begian-bagian, yaitu pelepah daun (vagina), tangkai daun
(petiolus) dan helaian daun (lamina). Morfologi daun diantaranya
ujung daun (apeks), tepi daun (margo folii) dan pangkal daun (basal).
Bentuk daun (circumscriptio) beranekaragaman contohnya bulat, perisai,
melonjong sedangkan untuk tipe daun dikenal ada daun tunggal dan daun majemuk.
Pertulangan daun ada yang menyirip, menjari, melengkung dan sejajar.
4. Bunga (flos)
Bunga
dengan nama latin flos mempunyai bagian-bagian, yaitu tangkai bunga (pedicellus),
dasar bunga (receptaculum), hiasan bunga (perianthium) dan alat
perkembangbiakan.
5. Buah (fructus)
Penyerbukan
pada bunga telah terjadi dan kemudian diikuti pula oleh pembuahan, maka bakal
buah akan tumbuh menjadi buah, dan bakal biji yang terdapat di dalam bakal buah
akan tumbuh menjadi biji. Buah yang terbentuk dari bakal buah, paling banyak
terdapat sisa-sisa bagian bunga yang lazimnya telah gugur umumnya merupakan
buah yang tidak terbungkus, jadi merupakan buah yang telanjang (fructus
nudus). Pada buah terdapat beberapa lapisan, contohnya pada buah kelapa (Cocos
nucifera) yang tergolong kedalam tipe buah batu (drupa). Buah ini
mempunyai beberapa lapisan dinding, yaitu lapisan luar (eksocarpium),
lapisan tengah (mesocarpium) dan laipsan dalam (endocarpium)
6.
Biji (semen)
Penyerbukan
yang telah terjadi, diikuti dengan pembuahan, bakal buah tumbuh menjadi buah,
dan bakal biji tumbuh menjadi biji. Tumbuhan berbiji (spermatophyta),
biji ini merupakan alat perkembangbiakan yang utama, karena biji mengandung
calon tumbuhan baru (lembaga). Dengan dihasilkannya biji, tumbuhan dapat
mempertahankan jenisnya, dan dapat terpencar ke lain tempat.
Semua
biji itu duduk pada suatu tangkai yang keluar dari papan biji atau tembuni (placenta).
Tangkai pendukung biji itu disebut tali pusar (funiculus). Bagian biji
tempat perlekatan tali pusar dinamakan pusar biji (hilus). Jika biji
sudah masak biasanya tali pusarnya putus, sehingga biji terlepas dari tembuninya.
Bekas tali pusar umumnya nampak jelas pada biji. Pada biji ada kalanya tali
pusar ikut tumbuh, berubah sifatnya menjadi salut atau selaput biji (arillus).
2.2 Deskripsi (Pemaparan)
·
Habitat
Areca
Catechu L. (Pinang) merupakan tanaman palma famili
arecaceae yang dapat mencapai tinggi 15-20 m.
·
Akar dan Batang
Akar
: Berakar serabut, putih kotor
Batang
: Batang tegak lurus tinggi 10-30 m, bergaris tengah 15 cm tidak bercabang
dengan bekas daun yang lepas. Pembentukan batang baru terjadi setelah 2 tahun
dan berbuah pada umur 5-8 tahun bergantung dengan keadaan tanah.
·
Daun
Daun
majemuk menyirip tumbuh berkumpul diujung batang membentuk roset batang.
Pelepah daun berbentuk tabung, panjang 80 cm, tangkai daun pendek. Panjang
helaian daun 1-1,8 m dan anak daun memiliki panjang 85 cm, lebar 5 cm dengan
ujung sobek dan bergigi.
·
Bunga
Tongkol
bunga dengan seludang panjang yang mudah rontok, keluar dari bawah roset daun,
panjang sekitar 75 cm, dengan tangkai pendek bercabang rangkap. Ada 1 bunga
betina, diatasnya banyak bunga jantan tersusun dalam 2 baris yang tertancap
dalam alur. Bunga jantan 4 mm. Putih kuning, benang sari 6 , bunga betina
dengan panjangnya sekitar 1,5 cm, bakal buah beruang satu
·
Buah
Buahnya
buah buni, bulat telur sungsang memanjang, panjang sekitar 3,5-7 cm, dinding
buah berserabut, bila masak warnanya merah orange, buahnya berkecambah setelah
1,5 bulan dan 4 bulan kemudian mempunyai jambul yang daun-daun yang belum
terbuka.
·
Biji
Biji
satu yang bentuknya seperti kerucut pendek dengan ujung yang membulat, pangkal
agak datar dengan suatu lekukang dangkal, panjang 15-30 mm, permukaan luar
berwarna kecoklatan sampai coklat kemerahan, agak berlekuk-lekuk menyerupai
jala dengan warna yang lebih muda. Pada bidan irisan biji tampak perisperm berwarna
coklat tua denagn lipatan tidak beraturan menembus endosperm yang berwarna agak
keputihan.
2.3 Klaifikasi Tanaman
Pinang
Pinang
(Areca catechu)
Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Arecaceae
Genus : Areca
Spesis : Areca catechu L.
Areca
catechu L. (pinang) merupakan tanaman famili Arecaceae yang dapat
mencapai tinggi 15-20 m dengan batang tegak lurus bergaris tengah 15 cm.
Buahnya berkecambahsetelah 1,5 bulan da 4 bulan kemudian mempunyai jambul
daun-daun kecil yang belumterbuka.
Tumbuhan
ini batang nya lurus langsing, dapat mencapai ketinggian 25 m dengan diameter
lk 15 cm, meski ada pula yang lebih besar. Tajuk tidak rimba. Pelepah daun
berbentuk tabung dengan panjangnya 80 cm, tangkai daun pendek, helaian daun
panjangnya sampai 80 cm, anak daun 85x5 cm, dengan ujung sobek dan bergerigi.
Bunga
jantan panjangnya 4 mm, putih kuning, benang sari 6. Bunga betina panjang lebih
kurang 1,5 cm, hijau, bakal buah beruang 1. Buah buni bulat telur terbalik
memanjang, merah oranye, panjang 3,5-7 cm, dengan dinding buah yang berserabut.
Biji 1 berbentuk telur, dan memiliki gambaran seperti jala.
2.4 Syarat Tumbuh Tanaman
Pinang
Setiap
tanaman memerlukan syarat tumbuh yang berbeda, bila penanaman dilakukan di
tempat yang sesuai dengan syarat tumbuhnya maka akan memberikan dampak yang
baik sehingga menghasilkan pertumbuhan dan produksi yang optimal. Beberapa
persyaratan yang perlu diperhatikan di dalam penanaman pinang antara lain:
1.
Tinggi Tempat
Tanaman
Pinang dapat berproduksi optimal pada ketinggian 0–1.000 m dpl (meter diatas
permukaan laut). Tanaman pinang idialnya ditanam pada ketinggian dibawah 600 m
diatas permukaan laut.
2.
Tanah
Tanah
yang baik untuk pengembangan pinang adalah tanah beraerasi baik, solum tanah
dalam tanpa lapisan cadas, jenis tanah laterik, lempung merah dan aluvial.
Keasaman tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman pinang sekitar pH 4-8.
3.
Curah Hujan
Curah
hujan yang dikehendaki tanaman pinang antara 750-4.500 mm/tahun yang merata sepanjang
tahun atau hari hujan sekitar 100 - 150 hari. Tanaman pinang sangat sesuai pada
daerah yang bertipe iklim sedang dan agak basah dengan bulan basah 3 - 6
bulan/tahun dan bulan kering 4 - 8 bulan/tahun.
4.
Suhu dan Kelembaban
Tanaman
pinang dapat tumbuh dengan baik pada suhu optimum antara 20º-32º C. Tanaman
pinang menghendaki daerah dengan kelembaban udara antara 50-90 %.
5.
Penyinaran.
Penyinaran
yang sesuai untuk tanaman pinang berkisar antara 6-8 jam/hari. Pengaruh cahaya
matahari terhadap tanaman pinang sebagai berikut :
a. Ruas batangnya lebih
pendek dibanding tanaman yang terlindung.
b. Tanaman tidak cepat
tinggi.
c. Fisik tanaman lebih
kuat.
d. Persentase bunga untuk
menjadi buah lebih besar.
Beberapa
tindakan budidaya tanaman yang menyangkut faktor penyinaran adalah pengaturan
tanam, jarak tanam, sistem intercropping, penggunaan naungan dan pohon
pelindung, serta penambahan cahaya.
Bahan
Tanaman
Bibit
bermutu berasal dari benih terpilih yang berasal dari pohon induk terpilih.
Seleksi pohon induk dapat dilakukan pada individu pohon, yaitu melalui seleksi
sebagai berikut:
a. Pohon induk tumbuh tegar, batang lurus,
mahkota pohon berbentuk setengah bulat dan pertumbuhan daun terbagi rata.
b. Pohon bebas dari
serangan hama dan penyakit
c. Umur pohon lebih dari 10 tahun dan telah
stabil berproduksi, yaitu sekitar 4-5 tahun.
d. Lingkar batang lebih dari 45 cm (diukur
pada ketinggian 1 m dari permukaan tanah).
e. Daun yang terbuka penuh
lebih dari 8 helai
f. Jumlah tandan lebih dari
4 buah
g. Jumlah buah per tandan
lebih dari 50 butir.
Teknik
Budidaya
Untuk
budidaya tanaman pinang agar mendapatkan tanaman yang baik harus melalui
beberapa tahap yaitu :
a. Persiapan Bibit
Perbanyakan
tanaman pinang dilakukan dari penyemaian biji. Kerugian pembibitan dengan biji
adalah akan terjadi segregasi (penurunan kualitas keturunan) secara genetik
pada tanaman yang bersifat heterosigous dan jangka waktu untuk berproduksinya
akan sangat lama.
1).
Jumlah bibit
Kebutuhan
biji untuk disemaikan sebaiknya dicadangkan sebanyak 50 % dari jumlah bibit
yang diharuskan ditanam dalam setiap hektar areal tanam. Untuk jarak tanam 2,7
m X 2,7 m, akan diperoleh sebanyak 1.300 tanaman/Ha. Oleh karena itu disiapkan
sebanyak 1.950 biji pinang untuk disemaikan.
2).
Kriteria buah untuk bibit.
Beberapa
kriteria tentang buah pinang yang baik untuk dijadikan bibit, yaitu ukuran,
berat, dan umur buah. Khusus untuk ukuran buah, sangat tergantung pada varietas
pinang. Ukuran buah pinang bervariasi dari ukuran kecil sampai besar.
3).
Perlakuan buah
Dalam
pembibitan pinang ada yang tanpa perlakuan langsung menyemaikan buah dan ada
yang diberi perlakuan terlebih dahulu sebelum disemai dengan merendam buah
selama 24 jam. Air sangat mempengaruhi percepatan perkecambahan biji selain
suhu, oksigen dan cahaya.
4).
Persiapan lahan
Sebelum
dilakukan kegiatan perkecambahan biji, lahannya perlu disiapkan terlebih dahulu
agar pertumbuhan optimal. Untuk kebutuhan bibit pada penanaman di lahan seluas
1 ha maka luas perkecambahan yang diperlukan sekitar 4-5 m² atau sekitar 400
biji/m². Langkah-langkah menyiapkan lahan sebagai berikut :
a. Pilih lokasi lahan yang cukup baik atau
subur dan aman dari ganggguan orang, ternak, dan organisme pengganggu lainya.
b.
Bersihkan lahan dari rumput terlebih dahulu dengan cara dicangkul.
c. Buat bedengan memanjang sesuai keadaan
lahan dengan lebar 1 m. Caranya dengan menggali saluran drainase di antara dua
bedengan dan tanah galiannya diuruk ke tengah sambil diratakan. Sebaiknya
saluran drainase dirapikan.
5).
Perkecambahan
Setelah
lahan disiapkan, tahap selanjutnya adalah menyemai biji-biji yang sudah
dipilih. Proses perkecambahan biji ini akan berlangsung sekitar 1,5-2 bulan.
Saat itu akar atau tunas dari biji sudah bermunculan, tahapan perkecambahan
biji adalah sebagai berikut :
·
Susun biji pinang terpilih pada bedengan
dengan posisi horizontal. Penyusunan harus rapat agar daya tampung bedengan
menjadi maksimal.
·
Tutup biji pinang tersebut dengan lapisan
tanah subur setebal 0,5 cm.
·
Bedengan diberi naungan agar kelembaban terjaga
dan terhindar dari sinar matahari langsung. Penyiraman dilakukan pada setiap
pagi dan sore hari.
·
Bedengan diberi pagar agar terhindar dari
gangguan hewan piaraan.
Agar
bibit dapat tumbuh baik perlu dipelihara seperti berikut :
a. Penyiraman
dilakukan setiap pagi atau sore hari sebanyak 0,25 l/polybag.
b. Penyiangan
gulma dilakukan bila di dalam dan disekitar polybag tumbuh gulma. Jika ada
penyusutan tanah sebaiknya ke dalam polybag ditambahkan tanah baru.
c. Pemupukan
di polybag diberi pupuk NPK dengan dosis 4 g/polybag. Bila menggunakan urea,
dosis sekitar 2 g/l air, lalu disemprotkan ke daun, batang, dan tanah.
d. Pencegahan
hama dan penyakit dilakukan dengan penyemprotan insektisida dan fungisida.
Persiapan
Lahan
Tahapan
yang harus dilakukan setelah lokasi tanam di tentukan lahan perlu dilakukan
pengolahan lahan dari pembukaan lahan sampai dengan pembuatan lobang tanam.
1. Pembukaan lahan
Lahan
yang dapat ditanami tanaman pinang adalah lahan semak belukar, lahan tidur, dan
pekarangan.
a. Lahan semak belukar
Lahan
ini biasanya didominasi oleh semak belukar dan pohon berkayu atau pohon lain
yang dianggap tidak berguna dapat di tebang, membersihkan gulma sebaiknya
dengan herbisida, terlebih kalau arealnya cukup luas. Herbisida yang dapat
digunakan antara lain Pelithapon, Dalapon, Round-Up, Gramoxone S, Para-Col,
Spak, Dual, Ronstar, Polaris, Basta, dan Dawpon.
b. Lahan Pekarangan
Lahan
pekarangan umumnya ditanami beragam jenis tanaman baik tanaman yang produktif
maupun tanaman yang tidak produktif. Untuk tanaman yang tidak produktif perlu
di ganti dengan tanaman produktif. Tanaman yang tidak produktif disingkirkan
dan dengan cara di tebang dan gulma yang tumbuh perlu di cabut.
c. Lahan tidur
Lahan
tidur adalah lahan yang peruntukannya belum direncanakan, untuk lahan yang
belum atau sudah pernah di tanami namun gagal sehingga ditinggalkan dan
dibiarkan sehingga tumbuh gulma atau pohon yang tidak diinginkan tumbuh. Lahan
tidur inipun cocok untuk ditanami pinang dengan terlebih dahulu dibersihkan.
Bila lahan sering tergenang air, perlu dibuatkan saluran drainase.
d. Lahan Pertanaman kelapa
Penanaman
di lahan pertanaman kelapa (pinang sebagai tanaman sela) dapat dilakukan pada
lahan pertanaman kelapa yang memiliki jarak tanam 9 x 9 meter segi empat.
Tanaman pinang dapat ditanam diantara dua baris tanaman kelapa dengan jarak
tanam 2,5 x 2,5 meter segi empat.
2. Penentuan jarak tanam
Jarak
tanam yang biasa di tanam dilapangan adalah 2,7 m X 2,7 m. Jarak tanam ini
dianggap cukup efisian untuk pertumbuhan tanaman. Diantara tanaman dalam
barisan dapat ditanami dengan tanaman lain seperti tanaman palawijo sebagai
tanaman tumpang sari.
2.5 Kegunaan
Tumbuhan
pinang memiliki banyak peranan penting diantaranya air rebusan dari biji pinang
digunakan untuk mengatasi seperti haid dengan dara yang berlebihan, hidung
berdarah (mimisan), koreng, borek, bisul, eksim, kudis, difteri, mencret dan
disentri. (Oudhia 2002, Kristina dan Syahid 2007). Bahkan di India tumbuhan
pinang telah digunakan sebagai obat rumahan oleh masyaratat untuk mengobati
penyakit. (Oudhia 2003). Biji pinang aromatis memiliki efek antioksidan dan
anti mutagenik, astringent (bersifat menyiutkan), serta bersifat memabukkan,
sehingga telah lama digunakan sebagai taeniafuge untuk mengobati cacingan
(Grieve 1995, Wang & Lee , 1996).
Selain
itu pinang digunakan juga untuk mengatasi bengkak karena retensi cairan
(edema), rasa penuh di dada, luka, batuk berdahak, diare, terlambat menstruasi,
keputihan, beri-beri, malaria, dan memperkecil pupil mata (Kristina &
Syahid 2001). Biji dan kulit biji bagian dalam dapat juga digunakan
bersama-sama dengan sirih untuk menguatkan gigi goyah. Air rendaman biji pinang
muda digunakan untuk obat sakit mata Selain sebagai obat penguat gigi
kebanyakan masyarakat juga menggunakan biji pinang muda sebagai obat untuk
mengecilkan rahim setelah melahirkan dengan cara memasak buah pinang muda
tersebut dan airnya diminum selama seminggu (Kristina & Syahid 2007).
Pinang muda bisa dimanfaatkan oleh
industriawan sebagai sumber bahan baku cat arecared, pemerah kain katun.
2.6 Kandungan Kimia
Biji
buah pinang mengandung alkaloid, seperti arekolin (C8 H13 NO2), arekolidine,
arekain, guvakolin, guvasine dan isoguvasine, tanin terkondensasi, tannin
terhidrolisis, flavan, senyawa fenolik, asam galat, getah, lignin, minyak
menguap dan tidak menguap, serta garam (Wang et al., 1996). Nonaka (1989)
menyebutkan bahwa biji buah pinang mengandung proantosianidin, yaitu suatu
tannin terkondensasi yang termasuk dalam golongan flavonoid.
Biji
pinang rasanya pahit, pedas dan hangat serta mengandung 0,3 – 0,6%, alkaloid,
seperti arekolin (C8H13NO2), arekolidine, arekain, guvakolin, guvasine dan
isoguvasine. Selain itu juga mengandung red tannin 15%, lemak 14% (palmitic,
oleic, stearic, caproic, caprylic, lauric, myristic acid), kanji dan resin.
Biji segar mengandung kira-kira 50% lebih banyak alkaloid dibandingkan biji
yang telah mengalami perlakuan. Arekolin selain berfungsi sebagai obat cacing
juga sebagai penenang, sehingga bersifat memabokkan bagi penggunanya. Mengingat
kandungan kimia tanaman pinang (alkaloid arekolin) mengandung racun dan
penenang sehingga tidak dianjurkan untuk pemakaian dalam jumlah besar.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Areca
catechu L. (pinang) merupakan tanaman famili
Arecaceae yang dapat mencapai tinggi 15-20 m dengan batang tegak lurus bergaris
tengah 15 cm. Buahnya berkecambahsetelah 1,5 bulan da 4 bulan kemudian mempunyai
jambul daun-daun kecil yang belumterbuka. Pembentukan batang baru terjadi
setelah 2 tahun dan berbuah pada umur 5-8tahun tergantung keadaan tanah.
Tanaman ini berbunga pada awal dan akhir musimhujan dan memiliki masa hidup
25-30 tahun. Biji buah berwarna kecoklatan sampai coklatkemerahan, agak
berlekuk-lekuk dengan warna yang lebih muda. Pada bidang irisan bijitampak
perisperm berwarna coklat tua dengan lipatan tidak beraturan menembusendosperm
yang berwarna agak keputihan.
3.2 Saran
Setelah
membaca makalah ini penulis mengharapkan kepada pembaca dapat mengetahui dan
lebih memahami tentang morfologi pinang, klasifikasi pinang, deskripsi tanaman
pinang, manfaat pinang, dan kandungan yang terdapat pada pinang.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Anatomi Pinang.
Tersedia di http://Anatomi pinang.pdf. Di akses
19 Oktober 2012.
Syahid. 2007. Tanaman Pinang Sebagai
Tanaman Obat. Tersedia di http://Artikel Kesehatan Masyarakat.com/2010. Diakses
17 Oktober 2012.
Wang et. 1996. Pinang. Tersedia
di http://aboealkhair.com. Diakses 17 Oktober
2012.
0 comments:
Post a Comment