Tuesday 21 April 2015

Makalah Budidaya Pohon Pinang dan Manfaat Pinang

BAB I
        PENDAHULUAN     

1.1   Latar Belakang
Pinang (Areca catechu L.) merupakan sejenis tumbuhan dari keluarga Aeraceae atau palmae yang tumbuh di negara kita sehinggakan satu negeri di Utara Semenanjung Malaysia mendapat nama sebagai Pulau Pinang. Seperti juga pokok kelapa yang tumbuh dengan subur di bumi Malaysia, pokok pinang menghasilkan buah yang di gunakan untuk berbagai kegunaan. Nama lain adalah sepertiAreca NutBetel Nutadakkacatechu dan pinang. Rujukan akademik mendapati pokok pinang dipercayai berasal dari Malaysia dan Filipina walau pun ada spesis yang menyerupainya di Afrika. Pokok Pinang banyak di tanam di India dan Sri Lanka dan di gunakan oleh penduduk tempatan di negara tersebut yang di panggil sebagai 'adakka' (Malayalam) .

1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana morfologi pinang?
b. Bagaimana deskripsi tanaman pinang?
c. Bagaimana klasifikasi pinang?
d. Apa saja syarat tumbuh tanaman pinang?
e. Apa saja kegunaan pinang?
f. Zat kimia apa saja yang terkandung pada pinang?

1.3 Tujuan
1.    Mengetahui morfologi pinang
2.    Mengetahui deskripsi tanaman pinang
3.    Mengetahui klasifikasi pinang
4.    Mengetahui syarat tumbuh tanaman pinang
5.    Mengetahui kegunaan pinang
6.    Mengetahui zat kimia yang terkandung pada pinang
                                                                      
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Morfologi
1. Akar (radix)
Akar merupakan bagian pokok bagi tumbuhan yang tubuhnya telah merupakan kormus. Pada akar terdapat bagian-bagian, yaitu leher akar atau pangkal akar (collum) yang merupakan bagian akar bersambungan dengan pangkal batang. Ujung akar (apex radicis) merupakan bagian akar yang paling muda, terdiri atas jaringan-jaringan yang masih dapat mengadakan pertumbuhan. Batang akar (corpus radicis) adalah bagian akar yang terdapat antara leher akar dan ujungnya. Cabang-cabang akar (radix lateralis),
 bagian-bagian akar tidak langsung bersambungan dengan pangkal batang, tetapi keluar dari akar pokok, dan masing-masing dapat mengadakan percabangan lagi. Serabut akar (fibrilla radicalis) merupakan cabang-cabang akar yag halus dan berbentuk serabut. Rambut-rambut akar (pilus radicalis), yaitu bagian akar yang sesungguhnya hanyalah merupakan penonjolan sel-sel kulit luar akar yang panjang. Bentuknya seperti bulu atau rambut, oleh karena itu dinamakan rambut akar atau bulu akar. Dengan adanya rambut-rambut akar ini bidang penyerapan akar menjadi luas, sehingga lebih banyak air dan zat-zat makanan dapat dihisap. Tudung akar (calyptra) adalah bagian akar yang letaknya paling ujung, terdiri atas jaringan yang berguna untuk melindungi ujung akar yang masih muda dan lemah.
Sistem perakaran terdiri atas akar tunggang dan akar serabut. Akar tunggang merupakan akar lembaga tumbuh terus menjadi akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar-akar yang lebih kecil. Akar pokok yang berasal dari akar lembaga disebut akar tunggang (radix primaria). Susunan akar yang demikian ini biasa terdapat pada tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae) dan tumbuhan biji telanjang (Gymnospermae).
 Akar serabut adalah akar lembaga dalam perkembangan selanjutnya mati atau kemudian disusul oleh sejumlah akar yang kurang lebih sama besar dan semuanya keluar dari pangkal batang. Akar-akar ini karena bukan berasal dari calon akar yang aseli dinamakan akar liar, bentuknya seperti serabut, oleh karena itu dinamakan akar serabut (radix adventicia).

2. Batang (caulis)
Batang adalah bagian tubuh tumbuhan yang penting dan dapat dibedakan antara tumbuhan yang tidak berbatang dan tumbuhan berbatang. Tumbuhan tidak berbatang (planta acaulis) merupakan tumbuhan yang benar tidak berbatang sesungguhnya tidak ada hanya tampaknya saja tidak ada. Hal itu disebabkan karena batang sangat pendek, sehingga semua daunnya keluar dari bagian atas akarnya dan tersusun rapat satu sama lain merupakan suatu roset (rosula). Batang dibedakan menjadi batang basah (herbaceus), batang berkayu (lignosus), batang rumput (calmus) dan batang mendong (calamus). Batang tumbuhan mempunyai bentuk yang bermacam-macam, contohnya bulat (teres) yang terdapat pada familia Arecaceae. Arah tumbuh batang berbeda-beda, salah satu contohnya adalah tumbuh tegak lurus (erectus), contohnya pada tumbuhan palem-paleman.

3. Daun (folium)
Daun adalah bagian tumbuhan (organ), yang terdapat di bagian batang tempat duduknya atau melekatnya daun dinamakan buku-buku (nodus) batang dan tempat di atas daun yang merupakan sudut antara batang daun dinamakan ketiak daun (axilla). Daun mempunyai begian-bagian, yaitu pelepah daun (vagina), tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina). Morfologi daun diantaranya ujung daun (apeks), tepi daun (margo folii) dan pangkal daun (basal). Bentuk daun (circumscriptio) beranekaragaman contohnya bulat, perisai, melonjong sedangkan untuk tipe daun dikenal ada daun tunggal dan daun majemuk. Pertulangan daun ada yang menyirip, menjari, melengkung dan sejajar.

4. Bunga (flos)
Bunga dengan nama latin flos mempunyai bagian-bagian, yaitu tangkai bunga (pedicellus), dasar bunga (receptaculum), hiasan bunga (perianthium) dan alat perkembangbiakan.

5. Buah (fructus)
Penyerbukan pada bunga telah terjadi dan kemudian diikuti pula oleh pembuahan, maka bakal buah akan tumbuh menjadi buah, dan bakal biji yang terdapat di dalam bakal buah akan tumbuh menjadi biji. Buah yang terbentuk dari bakal buah, paling banyak terdapat sisa-sisa bagian bunga yang lazimnya telah gugur umumnya merupakan buah yang tidak terbungkus, jadi merupakan buah yang telanjang (fructus nudus). Pada buah terdapat beberapa lapisan, contohnya pada buah kelapa (Cocos nucifera) yang tergolong kedalam tipe buah batu (drupa). Buah ini mempunyai beberapa lapisan dinding, yaitu lapisan luar (eksocarpium), lapisan tengah (mesocarpium) dan laipsan dalam (endocarpium)

6. Biji (semen)        
Penyerbukan yang telah terjadi, diikuti dengan pembuahan, bakal buah tumbuh menjadi buah, dan bakal biji tumbuh menjadi biji. Tumbuhan berbiji (spermatophyta), biji ini merupakan alat perkembangbiakan yang utama, karena biji mengandung calon tumbuhan baru (lembaga). Dengan dihasilkannya biji, tumbuhan dapat mempertahankan jenisnya, dan dapat terpencar ke lain tempat.
Semua biji itu duduk pada suatu tangkai yang keluar dari papan biji atau tembuni (placenta). Tangkai pendukung biji itu disebut tali pusar (funiculus). Bagian biji tempat perlekatan tali pusar dinamakan pusar biji (hilus). Jika biji sudah masak biasanya tali pusarnya putus, sehingga biji terlepas dari tembuninya. Bekas tali pusar umumnya nampak jelas pada biji. Pada biji ada kalanya tali pusar ikut tumbuh, berubah sifatnya menjadi salut atau selaput biji (arillus).

2.2 Deskripsi (Pemaparan)
·      Habitat
Areca Catechu L. (Pinang) merupakan tanaman palma famili arecaceae yang dapat mencapai tinggi 15-20 m.
·      Akar dan Batang
Akar : Berakar serabut, putih kotor
Batang : Batang tegak lurus tinggi 10-30 m, bergaris tengah 15 cm tidak bercabang dengan bekas daun yang lepas. Pembentukan batang baru terjadi setelah 2 tahun dan berbuah pada umur 5-8 tahun bergantung dengan keadaan tanah.
·      Daun
Daun majemuk menyirip tumbuh berkumpul diujung batang membentuk roset batang. Pelepah daun berbentuk tabung, panjang 80 cm, tangkai daun pendek. Panjang helaian daun 1-1,8 m dan anak daun memiliki panjang 85 cm, lebar 5 cm dengan ujung sobek dan bergigi.
·      Bunga
Tongkol bunga dengan seludang panjang yang mudah rontok, keluar dari bawah roset daun, panjang sekitar 75 cm, dengan tangkai pendek bercabang rangkap. Ada 1 bunga betina, diatasnya banyak bunga jantan tersusun dalam 2 baris yang tertancap dalam alur. Bunga jantan 4 mm. Putih kuning, benang sari 6 , bunga betina dengan panjangnya sekitar 1,5 cm, bakal buah beruang satu

·      Buah
Buahnya buah buni, bulat telur sungsang memanjang, panjang sekitar 3,5-7 cm, dinding buah berserabut, bila masak warnanya merah orange, buahnya berkecambah setelah 1,5 bulan dan 4 bulan kemudian mempunyai jambul yang daun-daun yang belum terbuka.
·      Biji
Biji satu yang bentuknya seperti kerucut pendek dengan ujung yang membulat, pangkal agak datar dengan suatu lekukang dangkal, panjang 15-30 mm, permukaan luar berwarna kecoklatan sampai coklat kemerahan, agak berlekuk-lekuk menyerupai jala dengan warna yang lebih muda. Pada bidan irisan biji tampak perisperm berwarna coklat tua denagn lipatan tidak beraturan menembus endosperm yang berwarna agak keputihan.

2.3 Klaifikasi Tanaman Pinang
Pinang (Areca catechu)
Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Arecaceae
Genus : Areca
Spesis Areca catechu L.

Areca catechu L. (pinang) merupakan tanaman famili Arecaceae yang dapat mencapai tinggi 15-20 m dengan batang tegak lurus bergaris tengah 15 cm. Buahnya berkecambahsetelah 1,5 bulan da 4 bulan kemudian mempunyai jambul daun-daun kecil yang belumterbuka.
Tumbuhan ini batang nya lurus langsing, dapat mencapai ketinggian 25 m dengan diameter lk 15 cm, meski ada pula yang lebih besar. Tajuk tidak rimba. Pelepah daun berbentuk tabung dengan panjangnya 80 cm, tangkai daun pendek, helaian daun panjangnya sampai 80 cm, anak daun 85x5 cm, dengan ujung sobek dan bergerigi.
Bunga jantan panjangnya 4 mm, putih kuning, benang sari 6. Bunga betina panjang lebih kurang 1,5 cm, hijau, bakal buah beruang 1. Buah buni bulat telur terbalik memanjang, merah oranye, panjang 3,5-7 cm, dengan dinding buah yang berserabut. Biji 1 berbentuk telur, dan memiliki gambaran seperti jala.

2.4 Syarat Tumbuh Tanaman Pinang
Setiap tanaman memerlukan syarat tumbuh yang berbeda, bila penanaman dilakukan di tempat yang sesuai dengan syarat tumbuhnya maka akan memberikan dampak yang baik sehingga menghasilkan pertumbuhan dan produksi yang optimal. Beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan di dalam penanaman pinang antara lain:
1. Tinggi Tempat
Tanaman Pinang dapat berproduksi optimal pada ketinggian 0–1.000 m dpl (meter diatas permukaan laut). Tanaman pinang idialnya ditanam pada ketinggian dibawah 600 m diatas permukaan laut.
2. Tanah
Tanah yang baik untuk pengembangan pinang adalah tanah beraerasi baik, solum tanah dalam tanpa lapisan cadas, jenis tanah laterik, lempung merah dan aluvial. Keasaman tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman pinang sekitar pH 4-8.
3. Curah Hujan
Curah hujan yang dikehendaki tanaman pinang antara 750-4.500 mm/tahun yang merata sepanjang tahun atau hari hujan sekitar 100 - 150 hari. Tanaman pinang sangat sesuai pada daerah yang bertipe iklim sedang dan agak basah dengan bulan basah 3 - 6 bulan/tahun dan bulan kering 4 - 8 bulan/tahun.
4. Suhu dan Kelembaban
Tanaman pinang dapat tumbuh dengan baik pada suhu optimum antara 20º-32º C. Tanaman pinang menghendaki daerah dengan kelembaban udara antara 50-90 %.
5. Penyinaran.
Penyinaran yang sesuai untuk tanaman pinang berkisar antara 6-8 jam/hari. Pengaruh cahaya matahari terhadap tanaman pinang sebagai berikut :
a. Ruas batangnya lebih pendek dibanding tanaman yang terlindung.
b. Tanaman tidak cepat tinggi.
c. Fisik tanaman lebih kuat.
d. Persentase bunga untuk menjadi buah lebih besar.
Beberapa tindakan budidaya tanaman yang menyangkut faktor penyinaran adalah pengaturan tanam, jarak tanam, sistem intercropping, penggunaan naungan dan pohon pelindung, serta penambahan cahaya.
Bahan Tanaman
Bibit bermutu berasal dari benih terpilih yang berasal dari pohon induk terpilih. Seleksi pohon induk dapat dilakukan pada individu pohon, yaitu melalui seleksi sebagai berikut:
a. Pohon induk tumbuh tegar, batang lurus, mahkota pohon berbentuk setengah bulat dan pertumbuhan daun terbagi rata.
b. Pohon bebas dari serangan hama dan penyakit
c. Umur pohon lebih dari 10 tahun dan telah stabil berproduksi, yaitu sekitar 4-5 tahun.
d. Lingkar batang lebih dari 45 cm (diukur pada ketinggian 1 m dari permukaan tanah).
e. Daun yang terbuka penuh lebih dari 8 helai
f. Jumlah tandan lebih dari 4 buah
g. Jumlah buah per tandan lebih dari 50 butir.

Teknik Budidaya
Untuk budidaya tanaman pinang agar mendapatkan tanaman yang baik harus melalui beberapa tahap yaitu :

a. Persiapan Bibit
Perbanyakan tanaman pinang dilakukan dari penyemaian biji. Kerugian pembibitan dengan biji adalah akan terjadi segregasi (penurunan kualitas keturunan) secara genetik pada tanaman yang bersifat heterosigous dan jangka waktu untuk berproduksinya akan sangat lama.
1). Jumlah bibit
Kebutuhan biji untuk disemaikan sebaiknya dicadangkan sebanyak 50 % dari jumlah bibit yang diharuskan ditanam dalam setiap hektar areal tanam. Untuk jarak tanam 2,7 m X 2,7 m, akan diperoleh sebanyak 1.300 tanaman/Ha. Oleh karena itu disiapkan sebanyak 1.950 biji pinang untuk disemaikan.
 2). Kriteria buah untuk bibit.
Beberapa kriteria tentang buah pinang yang baik untuk dijadikan bibit, yaitu ukuran, berat, dan umur buah. Khusus untuk ukuran buah, sangat tergantung pada varietas pinang. Ukuran buah pinang bervariasi dari ukuran kecil sampai besar.
3). Perlakuan buah
Dalam pembibitan pinang ada yang tanpa perlakuan langsung menyemaikan buah dan ada yang diberi perlakuan terlebih dahulu sebelum disemai dengan merendam buah selama 24 jam. Air sangat mempengaruhi percepatan perkecambahan biji selain suhu, oksigen dan cahaya.
4). Persiapan lahan
Sebelum dilakukan kegiatan perkecambahan biji, lahannya perlu disiapkan terlebih dahulu agar pertumbuhan optimal. Untuk kebutuhan bibit pada penanaman di lahan seluas 1 ha maka luas perkecambahan yang diperlukan sekitar 4-5 m² atau sekitar 400 biji/m². Langkah-langkah menyiapkan lahan sebagai berikut :
a. Pilih lokasi lahan yang cukup baik atau subur dan aman dari ganggguan orang, ternak, dan organisme pengganggu lainya.
b. Bersihkan lahan dari rumput terlebih dahulu dengan cara dicangkul.
c. Buat bedengan memanjang sesuai keadaan lahan dengan lebar 1 m. Caranya dengan menggali saluran drainase di antara dua bedengan dan tanah galiannya diuruk ke tengah sambil diratakan. Sebaiknya saluran drainase dirapikan.
5). Perkecambahan
Setelah lahan disiapkan, tahap selanjutnya adalah menyemai biji-biji yang sudah dipilih. Proses perkecambahan biji ini akan berlangsung sekitar 1,5-2 bulan. Saat itu akar atau tunas dari biji sudah bermunculan, tahapan perkecambahan biji adalah sebagai berikut :
·         Susun biji pinang terpilih pada bedengan dengan posisi horizontal. Penyusunan harus rapat agar daya tampung bedengan menjadi maksimal.
·         Tutup biji pinang tersebut dengan lapisan tanah subur setebal 0,5 cm.
·         Bedengan diberi naungan agar kelembaban terjaga dan terhindar dari sinar matahari langsung. Penyiraman dilakukan pada setiap pagi dan sore hari.
·         Bedengan diberi pagar agar terhindar dari gangguan hewan piaraan.
Agar bibit dapat tumbuh baik perlu dipelihara seperti berikut :
a.    Penyiraman dilakukan setiap pagi atau sore hari sebanyak 0,25 l/polybag.
b.    Penyiangan gulma dilakukan bila di dalam dan disekitar polybag tumbuh gulma. Jika ada penyusutan tanah sebaiknya ke dalam polybag ditambahkan tanah baru.
c.    Pemupukan di polybag diberi pupuk NPK dengan dosis 4 g/polybag. Bila menggunakan urea, dosis sekitar 2 g/l air, lalu disemprotkan ke daun, batang, dan tanah.
d.   Pencegahan hama dan penyakit dilakukan dengan penyemprotan insektisida dan fungisida.
Persiapan Lahan
Tahapan yang harus dilakukan setelah lokasi tanam di tentukan lahan perlu dilakukan pengolahan lahan dari pembukaan lahan sampai dengan pembuatan lobang tanam.

1. Pembukaan lahan
Lahan yang dapat ditanami tanaman pinang adalah lahan semak belukar, lahan tidur, dan pekarangan.
a. Lahan semak belukar
Lahan ini biasanya didominasi oleh semak belukar dan pohon berkayu atau pohon lain yang dianggap tidak berguna dapat di tebang, membersihkan gulma sebaiknya dengan herbisida, terlebih kalau arealnya cukup luas. Herbisida yang dapat digunakan antara lain Pelithapon, Dalapon, Round-Up, Gramoxone S, Para-Col, Spak, Dual, Ronstar, Polaris, Basta, dan Dawpon.
b. Lahan Pekarangan
Lahan pekarangan umumnya ditanami beragam jenis tanaman baik tanaman yang produktif maupun tanaman yang tidak produktif. Untuk tanaman yang tidak produktif perlu di ganti dengan tanaman produktif. Tanaman yang tidak produktif disingkirkan dan dengan cara di tebang dan gulma yang tumbuh perlu di cabut.
c. Lahan tidur
Lahan tidur adalah lahan yang peruntukannya belum direncanakan, untuk lahan yang belum atau sudah pernah di tanami namun gagal sehingga ditinggalkan dan dibiarkan sehingga tumbuh gulma atau pohon yang tidak diinginkan tumbuh. Lahan tidur inipun cocok untuk ditanami pinang dengan terlebih dahulu dibersihkan. Bila lahan sering tergenang air, perlu dibuatkan saluran drainase.
d. Lahan Pertanaman kelapa
Penanaman di lahan pertanaman kelapa (pinang sebagai tanaman sela) dapat dilakukan pada lahan pertanaman kelapa yang memiliki jarak tanam 9 x 9 meter segi empat. Tanaman pinang dapat ditanam diantara dua baris tanaman kelapa dengan jarak tanam 2,5 x 2,5 meter segi empat.
2. Penentuan jarak tanam
Jarak tanam yang biasa di tanam dilapangan adalah 2,7 m X 2,7 m. Jarak tanam ini dianggap cukup efisian untuk pertumbuhan tanaman. Diantara tanaman dalam barisan dapat ditanami dengan tanaman lain seperti tanaman palawijo sebagai tanaman tumpang sari.

2.5 Kegunaan
Tumbuhan pinang memiliki banyak peranan penting diantaranya air rebusan dari biji pinang digunakan untuk mengatasi seperti haid dengan dara yang berlebihan, hidung berdarah (mimisan), koreng, borek, bisul, eksim, kudis, difteri, mencret dan disentri. (Oudhia 2002, Kristina dan Syahid 2007). Bahkan di India tumbuhan pinang telah digunakan sebagai obat rumahan oleh masyaratat untuk mengobati penyakit. (Oudhia 2003). Biji pinang aromatis memiliki efek antioksidan dan anti mutagenik, astringent (bersifat menyiutkan), serta bersifat memabukkan, sehingga telah lama digunakan sebagai taeniafuge untuk mengobati cacingan (Grieve 1995, Wang & Lee , 1996).
Selain itu pinang digunakan juga untuk mengatasi bengkak karena retensi cairan (edema), rasa penuh di dada, luka, batuk berdahak, diare, terlambat menstruasi, keputihan, beri-beri, malaria, dan memperkecil pupil mata (Kristina & Syahid 2001). Biji dan kulit biji bagian dalam dapat juga digunakan bersama-sama dengan sirih untuk menguatkan gigi goyah. Air rendaman biji pinang muda digunakan untuk obat sakit mata Selain sebagai obat penguat gigi kebanyakan masyarakat juga menggunakan biji pinang muda sebagai obat untuk mengecilkan rahim setelah melahirkan dengan cara memasak buah pinang muda tersebut dan airnya diminum selama seminggu (Kristina & Syahid 2007).
 Pinang muda bisa dimanfaatkan oleh industriawan sebagai sumber bahan baku cat arecared, pemerah kain katun.

2.6 Kandungan Kimia
Biji buah pinang mengandung alkaloid, seperti arekolin (C8 H13 NO2), arekolidine, arekain, guvakolin, guvasine dan isoguvasine, tanin terkondensasi, tannin terhidrolisis, flavan, senyawa fenolik, asam galat, getah, lignin, minyak menguap dan tidak menguap, serta garam (Wang et al., 1996). Nonaka (1989) menyebutkan bahwa biji buah pinang mengandung proantosianidin, yaitu suatu tannin terkondensasi yang termasuk dalam golongan flavonoid.
Biji pinang rasanya pahit, pedas dan hangat serta mengandung 0,3 – 0,6%, alkaloid, seperti arekolin (C8H13NO2), arekolidine, arekain, guvakolin, guvasine dan isoguvasine. Selain itu juga mengandung red tannin 15%, lemak 14% (palmitic, oleic, stearic, caproic, caprylic, lauric, myristic acid), kanji dan resin. Biji segar mengandung kira-kira 50% lebih banyak alkaloid dibandingkan biji yang telah mengalami perlakuan. Arekolin selain berfungsi sebagai obat cacing juga sebagai penenang, sehingga bersifat memabokkan bagi penggunanya. Mengingat kandungan kimia tanaman pinang (alkaloid arekolin) mengandung racun dan penenang sehingga tidak dianjurkan untuk pemakaian dalam jumlah besar.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Areca catechu L. (pinang) merupakan tanaman famili Arecaceae yang dapat mencapai tinggi 15-20 m dengan batang tegak lurus bergaris tengah 15 cm. Buahnya berkecambahsetelah 1,5 bulan da 4 bulan kemudian mempunyai jambul daun-daun kecil yang belumterbuka. Pembentukan batang baru terjadi setelah 2 tahun dan berbuah pada umur 5-8tahun tergantung keadaan tanah. Tanaman ini berbunga pada awal dan akhir musimhujan dan memiliki masa hidup 25-30 tahun. Biji buah berwarna kecoklatan sampai coklatkemerahan, agak berlekuk-lekuk dengan warna yang lebih muda. Pada bidang irisan bijitampak perisperm berwarna coklat tua dengan lipatan tidak beraturan menembusendosperm yang berwarna agak keputihan.

3.2 Saran
Setelah membaca makalah ini penulis mengharapkan kepada pembaca dapat mengetahui dan lebih memahami tentang morfologi pinang, klasifikasi pinang, deskripsi tanaman pinang, manfaat pinang, dan kandungan yang terdapat pada pinang.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Anatomi Pinang. Tersedia di http://Anatomi pinang.pdf. Di akses 19 Oktober 2012.

Syahid. 2007. Tanaman Pinang Sebagai Tanaman Obat. Tersedia di http://Artikel Kesehatan Masyarakat.com/2010. Diakses 17 Oktober 2012.

Wang et. 1996. Pinang. Tersedia di http://aboealkhair.com. Diakses 17 Oktober 2012.



0 comments:

Post a Comment