BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latanr Belakang
PT. PLN (Persero) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa
listrik. PT. PLN (Persero) Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Pusat Jawa,
Bali, dan Nusa Tenggara berada di bawah PLN Pusat. PT PLN (Persero) PIKITRING JBN ini bertanggung
jawab dalam pengelolaan kegiatan proyek pembangunan pembangkit, transmisi, dan
gardu induk tenaga listrik yang berada di kawasan pulau Jawa, Madura, Bali, dan
Nusa Tenggara. Selain itu juga bertanggung jawab terhadap biaya, jadwal, dan
kualitas sesuai dengan target kinerja yang telah ditentukan oleh direksi.
Dengan menerapkan Sistem Manajemen Kualitas ISO 9001:2000, PLN PT PLN
(Persero) PIKITRING JBN akan mendapatkan pengakuan secara internasional berupa
sertifikat ISO 9001:2000. Sertifikat
ISO 9001:2000 ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan di bidang
perencanaan. Sehingga bidang perencanaan ini dapat menjadi perencana yang mampu
memproyeksikan seluruh sumber daya berkaitan dengan Pekerjaan Konstruksi dan
Proyek yang memenuhi harapan stake holders.
Survey yang dilakukan oleh
Engineering Quality Forum menyatakan bahwa lebih dari 68% perusahaan yang telah
mendapat sertifikat ISO 9001 kurang merasakan manfaat dari penerapan ISO 9001.
Salah satu penyebabnya adalah kelemahan pada saat meng-interpretasi-kan
persyaratan ISO 9001. ISO 9001 hanya berisi persyaratan, tidak menjelaskan cara
menerapkan persyaratan tersebut, karena masing-masing perusahaan mempunyai
sistem atau strategi yang berbeda. Untuk mengetahui manfaat penerapan ISO 9001,
maka dilakukan identifikasi gap antara implementasi sistem manajemen kualitas
ISO 9001:2000 terhadap dokumen yang tertulis dengan menggunakan suatu tools
yaitu gap analysis tools.
PT. PLN (Persero) PIKITRING
JBN bidang Perencanaan telah membuat dokumentasi kualitas berupa 1 manual
kualitas dan 6 prosedur wajib. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi gap-gap implementasi Sistem Manajemen Kualitas ISO 9001:2000
yang ada pada PT. PLN (Persero) PIKITRING JBN Bidang Perencanaan
terhadap dokumen yang tertulis tersebut. Sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan standard
sistem manajemen kualitas dalam perusahaan tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1
Bagaimanakah
yang dimaksud Analisis Implemenntasi Sistem Manajemen Kualitas ISO 9001:2000?
2
Bagaimanakah
Penelitian Implemenntasi
Sistem Manajemen Kualitas ISO 9001:2000
Dengan Menggunakan Gap
Analysis Tools?
3
Bagaimanakah
Hasil Implemenntasi Sistem Manajemen
Kualitas ISO 9001:2000 Dengan Menggunakan Gap Analysis Tools?
1.3 Tujuan
1
Memahami
bagaimana yang dimaksud Analisis Implemenntasi Sistem Manajemen Kualitas ISO
9001:2000.
2
Memahami
bagaimana Penelitian Implemenntasi
Sistem Manajemen Kualitas ISO 9001:2000
Dengan Menggunakan Gap
Analysis Tools.
3
Memahami
bagaimana Hasil Implemenntasi Sistem
Manajemen Kualitas ISO 9001:2000 Dengan Menggunakan Gap Analysis Tools.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Analisis Implemenntasi
Sistem Manajemen Kualitas ISO 9001:2000
Kualitas merupakan
karakteristik yang berhubungan dengan produk, jasa, orang, proses, dan lingkungan
yang memenuhi kebutuhan konsumen. Kualitas suatu produk atau jasa sering
kali dikaitkan dengan standard. Menurut Johnston (2002) standar adalah
persetujuan yang didokumenkan berisi spesifikasi teknis atau kriteria penting
lainnya. Sedangkan menurut American
National for Standarization standar merupakan suatu petunjuk dari suatu
kondisi dan kebutuhan, biasanya dalam suatu form dokumen, yang timbul karena
kebiasaan, persetujuan umum, atau wewenang yang bertujuan untuk keuntungan
optimal dan ditujukan untuk kepuasan yang berulang atau mengantisipasi
kebutuhan. Pendekatan yang lebih luas dalam peningkatan kualitas organisasi
adalah TQM.
Menurut Tjiptono dan Diana,
TQM merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk
memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas
produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungannya.
Definisi dari standar Seri ISO
9000 untuk sistem manajemen kualitas (Quality
Management Sistem = QMS) adalah: “Struktur organisasi, tanggung jawab,
prosedur-prosedur, proses-proses, dan sumber-sumber daya untuk penerapan
manajemen kualitas”. Seri
ISO 9000 adalah suatu standar internasional untuk sistem manajemen kualitas.
Seri ISO 9000 menetapkan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan
penilaian dari suatu sistem manajemen kualitas, yang bertujuan untuk menjamin
bahwa pemasok akan memberikan produk (barang dan/atau jasa) yang memenuhi
persyaratan yang ditetapkan.
Gambar dibawah ini menunjukkan model proses dari ISO
9001:2000 terdiri dari empat bagian utama yang tercakup dalam standar sistem
manajemen kualitas ISO 9001:2000.
Gambar 2.1 Model Sistem Manajemen Kualitas Berdasarkan Proses
Seperti aset-aset
perusahaan yang lain, dokumen harus dikontrol secara sistematis dan
terstruktur. Tujuannya untuk menjamin bahwa dokumen yang tersedia dan beredar
di perusahaan adalah dokumen yang terkini (up-date) dan telah disahkan sebagai
dokumen yang berlaku. Untuk pelaksanaan dokumentasi ini, banyak perusahaan
mengadopsi model struktur dokumentasi ISO 9001:2000 yang meyusun struktur
dokumentasi ke dalam empat level, yaitu:
Gambar
2.2 Model Struktur Dokumentasi ISO 9001:2000
Keempat level dokumentasi di
atas dapat digambarkan dalam bentuk piramida dokumen. Kebutuhan dokumen untuk
setiap organisasi berbeda-beda. Dokumen Sistem Kualitas (DSM) ditinjau dari
segi pengakuan bermanfaat ganda, yaitu mendapatkan pengakuan melalui
sertifikasi dan bermanfaat bagi personel perusahaan yang menggunakannya yaitu
sebagai “alat bantu” yang bersifat memudahkan.
Langkah-langkah penyusunan
dokumen sistem kualitas ISO 9001: 2000 adalah sebagai berikut: penggunaan acuan
standar, pemahaman materi, identifikasi kebutuhan dan penulisan dokumen sistem
kualitas
Dalam menentukan DSM yang tepat melalui beberapa tahap
yaitu:
Gambar
2.3 Penentuan Dokumen Sistem Kualitas ISO 9001:2000
ISO 9001 : 2000 Gap
analysis tool dapat membantu untuk mengidentifikasi gap dalam sistem manajemen
kualitas ISO 9001;2000 dan sistem manajemen kualitas yang telah ada dalam
perusahaan. Jika telah mengetahui gap dalam perusahaan maka dapat dilakukan
tindakan untuk perbaikan standard sistem manajemen kualitas dalam perusahaan
tersebut. Dengan menggunaan pendekatan ini, tidak hanya mematuhi standard ISO yang terbaru, tetapi dapat juga
meningkatkan keseluruhan efektivitas sistem manajemen kualitas ( QMS) yang ada
didalam perusahaan tersebut.
Gap Analysis berasumsi
bahwa organisasi atau perusahaan telah mempunyai suatu fungsi QMS dan akan
meningkatkannya fungsi QMS tersebut dengan menggunakan acuan standard ISO
9001:2000. ISO 9001 2000 Gap Analysis Tool
mudah untuk dipahami dan digunakan karena sudah terperinci dan jelas.
Langkah Gap Analysis itu sendiri adalah sebagai berikut.
Fase Pertama : Mengidentifikasi Gaps
|
Menjawab Tiap
Pertanyaan – pertanyaan GapsAnalysis dengan Bobot Skor 1-5
|
Bobot Skor :
|
Skor 0 :
Jika organisasi atau perusahaan anda tidak memahami apa yang diperlukan atau
percaya itu diperlukan
|
Skor 1 : Jika organisasi atau perusahaan
anda tidak melakukan aktivitas tersebut
|
Skor 2 :
Jika organisasi atau perusahaan anda memahami aktivitas ini adalah suatu hal
baik untuk lakukan tetapi tidak melakukannya.
|
Skor 3 : Jika
organisasi atau perusahaan anda melakukan aktivitas terkadang saja.
|
Skor 4 : Jika organisasi atau perusahaan
anda melakukan aktivitas tetapi belum sempurna
|
Skor 5 : Jika organisasi atau perusahaan
anda melakukan aktivitas dengan baik
|
Range dari penjumlahan bobot berarti sebagai
berikut:
|
75%-100%
: Perusahaan atau suatu organisasi siap untuk melengkapi SMK ISO 9001 dan
melakukan sertifikasi.
|
50%-74% : Perusahaan atau suatu organisasi masih
harus memperbaiki SMK untuk persiapan ISO 9001
|
1%-49% : Sistem Manajemen Kualitas Suatu
perusahaan sangat butuh perbaikan karena berbeda jauh dari Sistem Manajemen
Kualitas ISO 9001.
|
2.2 Penelitian Implemenntasi Sistem Manajemen Kualitas ISO 9001:2000 Dengan Menggunakan Gap Analysis Tools
Data yang diperoleh untuk
melakukan penelitian ini adalah berdasarkan hasil wawancara kepada para pegawai
yang terlibat, dokumen dokumen sistem kualitas yang telah dibuat dan pengamatan
langsung dalam proses pelaksanaan implementasi sistem manajemen kualitas ISO
9001:2000.
Dari data yang diperoleh
dibuat gap analysis checklist dari dokumen sistem kualitas yang ada dengan
disesuaikan persyaratan dokumen ISO 9001:2000. Dari checklist yang telah
dibuat, diisi dengan pelaksanaan sistem manajemen kualitas yang sesungguhnya.
Pembobotan yang dibuat dapat menunjukkan kesiapan perusahaan dalam menerapkan
sistem manajemen kualitas ISO 9001:2000 dan kelayakan dalam memperoleh
sertifikat ISO 9001:2000.
Terdapat gap-gap yang
dapat menyebabkan ketidaksesuaian dapat terjadi dalam perusahaan sehingga dapat
menyebabkan ketidakefektifan pelaksanaan sistem manajemen kualitas ISO
9001:2000. Untuk menanggulangi hal tersebut dilakukan usulan dengan upaya
pelaksanaan sistem manajemen kualitas ISO 9001:2000 dapat berjalan efektif dan
efisien dengan perbaikan yang berkesinambungan.
2.3 Hasil Implemenntasi Sistem Manajemen Kualitas ISO 9001:2000 Dengan Menggunakan Gap Analysis Tools
Dalam penelitian ini, metode
yang digunakan adalah gap analysis tools.
Langkah awal dari tool ini
adalah menyusun gap analysis checklist
yang berfungsi untuk mengidentifikasi gap antara prosedur tertulis dengan
proses yang nyata dilakukan.
Checklist dibuat
berdasarkan Dokumen ISO 9001: 2000 yang telah diselesaikan oleh PT PLN.
(Persero) PIKITRING JBN ini. Dokumen ISO 9001: 2000 yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Pedoman Kualitas Bidang Perencanaan
b. Prosedur Pengendalian Dokumen
c. Prosedur Pengendalian Rekaman
d. Prosedur Audit Kualitas Internal
e. Prosedur Pengendalian Produk Tidak Sesuai
f. Prosedur Tindakan Korektif
g. Prosedur Tindakan Pencegahan
Pembobotan dilakukan dengan
cara melakukan in depth discusion
dengan beberapa responden yang memiliki komp[etensi cukup. Dari hasil
pembobotan diperoleh hasil Prosentase kesiapan Sertifikasi ISO 9001:2000
sebagai berikut:
Tabel 4.1 Prosentase Kesiapan
Sertifikasi ISO 9001:2000
No
|
Dokumen / Prosedur Tertulis
|
Kode Dokumen
|
Prosentase Kesiapan Sertifikasi ISO
9001:2000
|
1
|
Pedoman Kualitas
|
B-PDM_001
|
93.42%
|
2
|
Prosedur Kualitas Pengendalian Dokumen
|
B-PSM_001
|
81.37%
|
3
|
Prosedur Kualitas Pengendalian Rekaman
|
B-PSM_002
|
94.67%
|
4
|
Prosedur Kualitas Audit Kualitas Internal
|
B-PSM_003
|
97.07%
|
5
|
Prosedur
Kualitas Pengendalian Produk Tidak Sesuai
|
B-PSM_004
|
95.65%
|
6
|
Prosedur Kualitas Tindakan Korektif
|
B-PSM_005
|
93.33%
|
7
|
Prosedur Kualitas Tindakan Pencegahan
|
B-PSM_006
|
97.39%
|
Dengan menggunakan
acuan kriteria prosentase gap analysis
tools. Hasil pembobotan yang telah dibuat didapat prosentase pelaksanaan
lebih dari 75% atau termasuk dalam kriteria I (75%-100%) sehingga dapat
dikatakan bahwa prosedur-prosedur yang tertulis tersebut telah
diimplementasikan cukup baik hingga Bidang Perencanaan PT PLN (Persero)
PIKITRING JBN siap untuk pelaksanaan Sistem Manajemen Kualitas ISO 9001:2000
dan hampir layak untuk memperoleh sertifikat ISO 9001:2000.
Dari grafik diatas dapat
dilihat bahwa prosedur pengendalian dokumen mempunyai prosentase implementasi
paling kecil yaitu 81,73 %. Prosedur Tindakan Pencegahan pada grafik diatas
terlihat mempunyai prosentase paling tinggi yaitu 97.39%, sehingga hal ini
menunjukkan bahwa implementasi prosedur tertulis sangat baik diterapkan dalam
kondisi nyata.
Dari hasil pembobotan yang
telah diberikan telah menunjukkan bahwa perusahan PT PLN ( Persero ) telah siap
untuk Sistem Manajemen Kualitas ISO 9001:2000 dan layak untuk memperoleh
sertifikat ISO 9001:2000. Namun tetap saja dalam implementasi dokumen tersebut
terdapat gap-gap yang akan berpengaruh dalam penerapan sistem manajemen
kualitas selanjutnya. Gap tersebut ditunjukan dari adanya perbedaan antara
kenyataan dengan standard yang telah ditentukan berdasarkan hasil audit. Untuk
terus meningkatkan perbaikan sistem manajemen kualitas berkesinambungan
diharapkan tidak terjadi gap, sehingga diberikan usulan-usulan untuk mengurangi
atau menghilangkan gap-gap tersebut.
Gap yang Terjadi
|
Usulan Perbaikan
|
Pengkomunikasian dan pemahaman Komitmen, kebijakan Kualitas dan Sasaran
Kualitas
|
·
Pengkomunikasian
Komitmen, Kebijakan Kualitas dan Sasaran Kualitas ini dilakukan secara merata
tidak hanya terdapat diruangan , Manajer Bidang, Deputi Manajer, dan Ruang
ISO saja. Hal ini harus dikomunikasikan disetiap ruangan staff yang bekerja
pada bidang Perencanaan sehingga Seluruh staff Bidang Perencanaan dapat
memahami apa yang menjadi tujuan dan arah organisasi untuk peningkatan
perusahaan.
|
Fungsi dan Tujuan Pedoman Kualitas
|
·
Pada
perusahaan informasi kepada pelanggan dan pemasok harus menyeluruh sehingga
mereka akan meningkatkan image perusahaan dan dayasaing antar perusahaan
sejenis
·
Kebijakan
dan Sasaran Kualitas harus dikomunikasikan kepada seluruh ruangan pegawai
dengan ditempel pada dinding.
|
Pemahaman ISO 9001:2000oleh pegawai dan langkah-langkah manajemen untuk
menetapkan proses sistem manajemen kualitas
|
· Dibuat tim kecil khusus untuk penanganan
implementasi ISO 9001:2000 tiap bagian/fungsi minimal 2-3 orang.
· Diadakan pelatihan tentang ISO secara
periodik yang akan diiikuti oleh anggota yang khusus untuk ISO tersebut pada
tiap fungsi.
· Perwakilan tersebut selalu menjelaskan
dan menerangkan untuk pengembangan peningkatan sistem manajemen kualitas yang
ada pada perusahaan secara terbuka untuk tiap bagian tertentu
· Melakukan perbaikan dari ketidaksesuaian
yang terjadi pada bagian yang ditemukan ketidaksesuaian tersebut sesuai
dengan prosedur yang mengacu pada kebijakan kualitas, sasaran kualitas. Hal
ini harus dilakukan dengan segera dan pelaksanaannya harus efektif dan
efisien bagi perusahaan.
· Seluruh Dokumen yang dibuat dengan
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh seluruh pegawai.
|
Pendokumentasian terhadap Dokumen Kualitas ISO 9001:2000
|
·
WMM(Wakil
Manajemen Mutu/Qulity Management Representative) harus bertanggung jawab
penuh untuk melakukan pengimplementasian, pendokumentasian, pendistribusian
dan pengendalian dokumen serta memahahi ISO 9001 :2000. Hal ini akan dibantu
oleh skretaris ISO dan tim khusus kecil yang menangani di tiap bagian.
·
Perubahan/perbaiakan
yang dilakukan harus dengan segera dan maksimal sesuai sehingga hasil
ketidaksesuaian tidak akan muncul lagi.
·
Penyimpanan
catatan kualitas harus urut sesuai tanggal berlaku dan pendidtribusian harus
tercatat untuk dilakukan pengendalian dokumen.
|
Sumber Daya Manusia, dan Prasarana
|
·
Dibentuk
Tim Khusus untuk penanganan ISO sehingga pegawai lain dapat pekerjaan sendiri
sehingga untuk proses implimentasi dapat berjalan lancar tanpa mengganggu
aktivitas pegawai yang bersangkutan.
·
Untuk
Prasarana sebaiknya diberikan tambahan sumber daya manusia yang khusus untuk
menangani perangkat lunak maupun perangkat keras seperti printer tidak
dilakukan hanya satu orang saja sehingga tiap pekerjaan dapat berjalan
lancar,efektif dan efisien.
|
Rencana Kualitas Daftar Prosedur Kerja,
|
·
Rencana
kualitas yang dibuat harus memuat prosedur kerja tiapfungsi yang berurutan
dan dengan bahasa yang mudah dimengerti sehingga untuk pelaksanaanya dapat
dilakukan oleh seluruh pegawai
|
Pemastian proses sistem manajemen Kualitas
|
·
Tiap
Deputi Manajer harus memantau, meninjau dan melakukan validasi terhadap
proses dan perbaikan ketidaksesuaian yang terjadi pada bagian yang terkait
sehingga pelaksanaan dapat efektif dan efisian.
·
Dibuat
alat pemantau seperti cheklist untuk tiap instruksi kerja sehingga dapat
mempermudah tinjauan dan akan terlihat jelas jika ada proses yang tidak sesuai
·
Daftar
peralatan untuk tiap pekerjaan harus jelas sehingga akan meningkatkan
keefektifan seluruh pekerjaan yang ada pada PT PLN (Persero) PIKITRING JBN
Bidang Perencanaan dan menegetahui kekurangan optimalnya pekerjaan yang telah
dilakukan.
|
Istilah dan Definisi
|
Istilah dan Definisi harus mencakup tentang istilah asing yang baru bagi
pegawai sehingga seluruh pegawai dapat lebih mengerti tentang ISO 9001:2000,
seharusnya terdapat definisi sebagai berikut:
·
Pemasok
adalah Pihak yang memberikan input (barang/jasa/informasi) kepada Bidang
Perencanaan
·
ISO adalah Inisial badan dunia internasional
OrganiZation Standardization yang berkedudukan di Jenewa Swiss
·
ISO 9001: 2000 adalah suatu standard persyaratan
sistem manajemen kualitas yang diterbitkan oleh badan dunia ISO
·
Jasa Konstruksi adalah salah satu kegiatan dalam
bidang ekonomi dan budaya yang mempunyai peranan penting dalam pencapaian
berbagai sasaran guna menunjang terwujudnya tujuan pembangunan nasional
·
SNI
19-9001:2000 adalah standard sistem manajemen nasional yang diadopsi oleh ISO
9001:2000
·
Sertifikat
ISO 9001:2000 adalah tanda bukti pengakuan dari lembaga sertifikasi bahwa
suatu badan usaha telah menerapkan Sistem Manajemen Kualitas secara konsisten
dan berkesinambungan sesuai dengan standard internasional ISO 9001:2000
|
Dari analisis gap dan usulan perbaikan berdasarkan
gap yang terjadi maka dapat dibuat usulan perbaikan berdasar jenis prosedur.
Prosedur
|
Usulan Perbaikan
|
|||
Pengendalian Dokumen
|
·
Edisi
resmi dokumen yang sesuai tersedia di semua lokasi tempat dilakukan kegiatan
dan tertata dengan rapi sehingga mudah untuk menelusuri.
·
Dokumen
harus dikaji ulang secara berkala, dan bila perlu, direvisi untuk memastikan
kesinambungan kesesuaian dan kecukupannya terhadap persyaratan yang
digunakan.
·
Dokumen
yang tidak sah atau kadaluwarsa harus ditarik dari semua tempat penerbitan
atau penggunaan, atau dengan cara lain yang menjamin tidak digunakannya
dokumen tersebut.
·
Dokumen
kadaluwarsa yang disimpan untuk keperluan legal atau untuk maksud untuk
pengetahuan harus dengan diberi tanda yang jelas.
·
Dokumen
sistem manajemen kualitas harus
diidentifikasi secara unik, mencakup tanggal penerbitan dan/atau identifikasi
revisi, penomoran halaman, jumlah keseluruhan halaman atau tanda yang
menunjukkan akhir dokumen, dan pihak berwenang yang menerbitkan.
·
Perubahan
dokumen harus ditinjau dan disetujui oleh fungsi yang sama dengan yang
melakukan sebelumnya, kecuali bila ditetapkan lain. Personil yang ditunjuk
harus memiliki akses ke informasi latar belakang yang tepat yang mendasari
tinjauan dan persetujuannya.
·
Apabila
memungkinkan, teks yang telah diubah atau yang baru harus diidentifikasi di
dalam dokumen atau lampiran yang sesuai seperti pada lampiran 1 pada prosedur
pengendalian dokumen.Seharusnya hal ini dilakukan sesuai dengan dokumen
karena pada stempel tersebut mencakup copy, tanggal disyahkan dan paraf WMM.
·
Back
Up File Dokumen Sistem Kualitas harus dilakukan dengan rapi sehingga mudah
telusur bagi orang yang ingin mencari suatu dokumen tersebut.
·
Struktur
Organisasi untuk SMK ISO 9001:2000 harus dilaksanakan sesuai tugas yang
diberikan dengan menggunakan tim kecil khusus ISO.
·
Amandemen dokumen dengan tulisan tangan yang
menunda penerbitan kembali dokumen, maka harus ditetapkan {penundaan
penerbitan kembali dokumen,} prosedur dan kewenangan untuk melakukan
amandemen itu. Dokumen yang telah direvisi harus secara formal
diterbitkan kembali sesegera mungkin.
·
Formulir dan Dokumen Pendukung harus
digunakan sesuai fungsi sehingga kegiatan yang dilakukan untuk pengendalian
dokumen dapat dilakukan secara efektif dan efisien.
·
Tanggung jawab WMM untuk meninjau dan
memastikan proses pengendalian dokumen ini harus maksimal.
|
|||
Pengendalian Rekaman
|
·
Penggunaan
Formulir terhadap seluruh dokumen harus
digunakan secara efektif dan tepat serta sesuai dengan kenyataan.
·
Penerbitan,
pengidentifikasian, penyimpanan dan pemusnahan rekaman harus dilakukan dengan
maksimal pada seluruh dokumen yang digunakan.
·
Rekaman
yang sudah usang dan tidak bisa dimanfaatkan harus dimusnahkan, jika masih
digunakan sebaiknya dicap kadaluarsa untuk menghindari kekeliruan penggunaan
dokumen.
·
Penempatan
tersendiri untuk rekaman yang masih digunakan dan rekaman kadaluwarsa. Hal
ini dilakukan agar mudah dalam penelusuran rekaman dan keefektifan kegiatan
dapat berjalan dengan lancar.
·
Prosedur
ini juga harus ditinjau dan dipastikan prosesnya sepenuhnya oleh WMM. Untuk
pelaksanaannya dibantu oleh Tim ISO
·
Masa
Simpan untuk rekaman harus jelas dan pasti sehingga dapat diidentifikasikan
rekaman yang aktif dan in aktif.
|
|||
Audit Kualitas Internal
|
·
Tim
AMI yang dipilih memenuhi prinsip sebagai berikut:
1. dapat, dipercaya, punya intregritas,
dapat menjaga kerahasiaan dan kepribadian,
2. Melaporkan secara benar dan akurat
3. Profesional: kesungguhan dan ketepatan
dalam penilaian dalam audit
·
Rencana
audit seharusnya dilakukan cukup jelas dan tidak terkait dengan pelaksanaan
minimal 2 minggu
·
Tim
audit sebaiknya berdiskusi secara periodik untuk melakukan pertukaran
informasI, mengkaji kemajuan audit dan menetapkan kembali tugas diantara tim
audit sesuai dengan keperluan
·
Ketua
Tim Audit Seharusnya memiliki pengelaman audit
·
Tindakan
koreftif terhadap temuan audit merupakan tanggung jawab penuh untuk
dikonsultasikan kepada Ketua AMI
·
Pelatihan
Audit harus dilakukan untuk keefektifan pelaksanaan AMI yang dilakukan oleh
auditor maupun audite.
·
Proses
Evaluasi sebaiknya mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan upaya peningkatan
ketrampilan lain
·
Evaluasi
terhadap auditor dan ketua AMI seharusnya direncanakan, dilaksanakan dan
direkam sesuai dengan prosedur.
|
|||
Pengendalian Produk tidak Sesuai
|
·
Dalam
melakukan Tindakan Korektif dan Tindakan Pencegahan seharusnya dilaksanakan
dengan segera dan untuk proses pelaksanaannya harus ditinjau sepenuhnya oleh
deputi manajer terkait, WMM, ataupun Manajer bidang. Hal ini dilakukan sesuai
dengan kaitan tindakan atas ketidaksesuaian tersebut.
·
Penyimpanan
file untuk suatu proses pengendalian produk tidak sesuai harus rapi dan mudah
ditelusuri sehingga perbaikan dapat segera ditindaklanjuti dan kegiatan
berlangsung efektif.
·
Proses
penetapan tindak lanjut dengan tingkatan disposisi penanganan dalam 3
kategori stempel sebaiknya dilaksanakan. Karena hal ini digunakan mengetahui
tingkat ketidaksesuaian sehingga dapat dikerjakan hal yang kritis atau sangat
mempengaruhi kenerja sistem terlebih dahulu.
|
|||
Tindakan Korektif
|
·
Peninjauan
yang optimal terhdap pimpinan yang Terkait
·
Pelatihan
khusus sumber daya manusi untuk menganalisa penyebab ketidaksesuaian.
·
Setiap
tindakan korektif harus dilakukan dari akar permasalahan semaksimal supaya
tepat dan efektif untuk kelangsungan pekerjaan dan tidak akan terulang lagi
ketidaksesuaian tersebut.
·
Keluhan/pelanggan
harus diperhatikan untuk pencapaian kepuasan pelanggan sehingga pelanggan
percaya untuk memberi order terus terhadap perusahaan.
·
Tiap
formulir tindakan koreksi harus segera disampaikan kepada pihak yang terkait
untuk segera ditindaklanjuti
·
Verifikasi,
analisis, dan evaluasi harus menggunakan tim peneliti yang mempunyai
kompetensi untuk tidakan korektif terhadap ketidaksesuaian yang terjadi.
|
|||
Tindakan Pencegahan
|
·
Pemantauan
dari pimpinan sangat dibutuhkan dalam melakukan tindakan pencegahan agar
pelaksanaan optimal dan efektif dan tidak terjadi produk yang tidak sesuai.
·
Rekaman
untuk tindakan pencegahan harus dibuat didokumentasikan dengan lengkap sesuai
urutan instruksi kerja sehingga untuk melakukan tindakan ini dapat efektif
dan tepat.
·
Penyimpanan
dari rekaman-rekaman yang telah dilakukan untuk pencatatan proses pencegahan
harus disimpan ditempat yang mudah ditelusuri..
|
|||
Dari usulan yang diberikan
diharapkan dapat meningkatkan perbaikan sistem manajemen kualitas ISO 9001:2000
pada PT PLN (Persero) PIKITRING JBN Bidang Perencanaan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perhitungan prosentase gap analysis tools tiap dokumen
menunjukkan bahwa prosedur pengendalian dokumen memiliki prosentase paling
rendah, sehingga dapat disimpulkan untuk prosedur pengendalian dokumen ini
pelaksanaannya harus lebih diperhatikan sesuai dengan prosedur yang tertulis
dengan bimbingan oleh orang yang memahami proses implementasi SMK ISO 9001:2000. Dan untuk prosentase paling tinggi terdapat
pada Prosedur Kualitas Tindakan Pencegahan.
Hasil prosentase
masing-masing dokumen lebih dari 75 % atau termasuk dalam kriteria I (75% -100
%) sehingga dapat disimpulkan bahwa implementasi dokumen tersebut siap dalam
penerapan SMK ISO 9001:2000. Sama halnya pada prosentase masing-masing dokumen,
prosentase dari jumlah total bobot dari seluruh pertanyaan dokumen-dokumen
tersebut adalah 92,14 %, itu berarti implementasi dokumen-dokumen tersebut juga
siap dalam menerapkan SMK ISO 9001:2000
dan juga telah siap untuk memperoleh sertifikat ISO 9001:2000.
Dari pembobotan yang
diberikan dapat disimpulkan Sumber Daya Manusia masih kurang siap dan kurang
memahami penerapan SMK ISO 9001:2000. Namun disamping itu sebaiknya disediakan
SDM untuk membentuk tim kecil khusus untuk menangani perlengkapan SMK ISO
9001:2000.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standardisasi
Nasional. (2002), Sistem Management Kualitas(SNI 19-9001-2001). Tidak Diterbitkan.
Gasperz, Vincent. (2003), ISO
9001: 2000 and Continual Quality Improvement. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Goetsch, David L dan Davis, Stanley B. (2006), Quality Management: Introduction to Total Quality Management for
Production, Processing, and Services. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
0 comments:
Post a Comment