Wednesday, 13 May 2015

Makalah Musuh Alami Pada Tanaman Pisang

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Buah pisang (Musa paradisiaca) adalah salah satu buah-buahan yang merupakanbahan pangan yang sangat penting sebagai sumber vitamin dan mineralPeranannya sangat besar pula dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.
Musuh alami adalah organisme yang ditemukan di alam yang dapat membunuh serangga sekaligus, melemahkan serangga, sehingga dapat mengakibatkan kematian pada serangga, dan mengurangi fase reproduktif dari serangga. Musuh alam biasanya mengurangi jumlah populasi serangga, inang atau pemangsa, dengan memakan individu serangga.
Musuh alami terdiri dari pemangsa/predator, parasitoid dan patogen. Pemangsa adalah binatang (serangga, laba-laba dan binatang lain) yang memakan binatang lain sehingga menyebabkan kematian. Kadang-kadang disebut “predator”. Predator berguna karena memakan hama tanaman. Semua laba-laba dan capung merupakan contoh pemangsa. Parasitoid adalah serangga yang hidup di dalam atau pada tubuh serangga lain, dan membunuhnya secara pelan-pelan. Parasitoid berguna karena membunuh serangga hama, sedangkan parasit tidak membunuh inangnya, hanya melemahkan.

Musuh alami sebaiknya dilestarikan karena mereka merupakan teman petani. Semua jenis musuh alami membantu petani mengendalikan hama dan penyakit. Karena itu, musuh alami jangan dibunuh atau dimusnahkan. Langkah pertama dalam hal melestarikan musuh alami adalah: jangan menggunakan pestisida kimia! Langkah kedua: menjaga berbagai jenis tanaman, terutama tanaman berbunga, di kebun atau sekitar kebun. Jika terdapat bermacam- macam tanaman di kebun, biasanya jumlah musuh alami yang berada di kebun juga lebih banyak. (Baca juga bagian mengenai bunga di halaman ‘Parasitoid’). Langkah ketiga: mengusahakan lingkungan yang sesuai untuk kehidupan musuh alami tersebut (konservasi).

1.2 Rumusan masalah
a. Apa pengertian tanaman pisang ?
b. Apa saja musuh alami/hama tanaman pisang ?
c. Apa saja jenis-jenis tanaman pisang ?

1.2. Tujuan
Adapun tujuan dalam makalah ini adalah :
1.    Mengetahui hama penggulung daun pisang
2.    Mengetahui parasitoid apa saja yang menyerang hama penggulung daun pisang
3.    Mengetahui perbedaan pupa dan larva dalam kondisi sehat, sakit, dan mati
4.    Untuk mengetahui tingkat parasitisasi musuh alami

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Jenis-Jenis Pisang

1. Pisang serap (noe. Musa texstiles)
pisang serat adalah tanaman pisang yang tidak diambil buahnya tetapi diambil seratnya. Pada awal abad 16, pigatotta menerangkan bahwa penduduk asli daerah cebu, Filipina., memanfaatkan serat pisang manila ini untuk bahan pakaian.

2. Pisang hias (heliconia indica lamek)
Pisang hias juga tidak diambil buahnya. Tumbuhan ini memang bagus sekali ditanam dimuka rumah sebagai hiasan. Pisang ini diperbanyak dengan mengggunakan anakanaya. Pisang hias dibagi 2 yaitu pisang kipas dan pisang-pisangan. Disebut pisang kipas karena bentuknya seperti kipas. Nama lain pisang kipas adalah pisang madagaskar (diduga berasaldari daerah madagaskar). Sedang pisang-pisangan bverbatang semu yang kecil-kecil dan tumbuh berumpun indah ditanam dimuka rumah karena bentuknya kecil.

3. Pisang buah (musa paradisiacal L.)
Pisang jenis ini sudah tidak asing lagi bagi kita karena banyak ditemui. Pisang buh dapat dibedakan menjadi  4 golongan. Golongan pertama adalah yang dapat dimakan langsung setelah masak, misalnya pisang kapok, pisang jus susu, pisang hijau, pisang emas, pisang raja, dan sebagainya.
4. Pisang ambon lumut
Pisang ambon lumut atau pisang ambon hijau tetap berwarna hijau, walaupun buahnya sudah matang. Kalau terlalu matang, kilitnya agak kekuningan dengan bercak-bercak cokelat. Per tandan terdiridari 7-12 sisir dengan berat 15-18 kg. Persisir piang berisi 20 buah. Buahnya lurus, panjang 15-17 cm, berdiameter 4,2 cm. Kulit buah agak tebal, daginga buah berwarna kuning agak putih, tidak berbiji. Rasanya manis, aromanya kuat. Berat per buah sekitar 80 gram.

5. Pisang ambon kuning 
Pisang ambon kuning memiliki bentuk buah melengkung dengan pangkal buah bulat. Per tandan terdiri dari 6-9 sisir dengan berat 18-20 kg. Persisir berisi 15-20 buah. Panjang buah 15-17 cm, bobot 100 gram per buah. Daging buahnya putih kekuningan, tidak berbiji. Rasanya manis, pulen, dan harum.

6. Pisang nangka
Pisang nangka termasuk pisang olahan. Kulit buahnya tebal dan tetap hijau, walaupun sudah matang. Jika terlalu matang warna buah menjadi agak kekuningan. Daging buahnya kuning kemerahan. Rasanya manis masam dengan aroma harum. Pertandan terdapat 7-8 suisir dengan berat 12-14 kg. Dalam setiap sisir berisi 14 sampai 24 buah. Panjang buah sekitar 15 cm beratnya 120 gram

7. Pisang tanduk
Pisang tanduk termasuk pisang olahan. Kulit buahnya tebal, berwarna kuning dengan bintik-bintik hitam. Dalam satu tandan terdapat 1-2 sisir. Dengan berat 7-10 kg. setiap sisir terdiridari 10-15 buah. Panjang buah 206-28 cm diameter 4,6 cm. bentuk buah melengkung. Warna daging buah kuning muda atau putih kekuningan. Buah tidak berbiji. Buah dimakan setelah direbus, rasanya manis. Berat per buah 320 g.

8. pisang raja sereh
Pisang raja sereh atau pisang susu termasuk popular sebagai buah meja. Pertandang terdapat 5-6 sisir dengan berat 12-16 kg. persisir terdiridari 12-16 buah. Ukuran buahnya kecil-kecil, panjangnya sekitar 10-15 cm, berdiameter 3-4 cm. kulit buah pisang ini tipis, berwarna kuning kecoklatan dengan bintik-bintik cokelat kehitaman. Daging berwarna putih rasanya manis dengan aroma harumyang khas berat per buah 60 g.

2.2 Musuh Alami Pada Tanaman Pisang
·      Burung gagak (carvus encahorst)
Musuh alami mempunyai peranan penting dalam pengendalian keseimbangan alam suatu ekosistem pertanian. Jeni-jenis predator smaragdina, kadal, dan burung gagak (carvus encahorst). Burung ini memakan ulat pada daun gulungan pisang.
2.3 Hama Pada Tanaman Pisang
·      Ulat Penggulung Daun Pisang
Erionota thrax L.
Nama umum : Erionota thrax (Linnaeus, 1767)
Klasifikasi : Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Hesperiidae
Sumber gambar : CABI
Ulat Penggulung Daun Pisang
Erionota thrax L. (Famili: Hesperidae, Ordo: Lepidoptera)

·      Gejala Serangan
Daun yang diserang ulat biasanya digulung, sehingga menyerupai tabung dan apabila dibuka akan ditemukan ulat di dalamnya. Ulat yang masih muda memotong tepi daun secara miring, lalu digulung hingga membentuk tabung kecil. Di dalam gulungan tersebut ulat akan memakan daun.
Apabila daun dalam gulungan tersebut sudah habis, maka ulat akan pindah ke tempat lain dan membuat gulungan yang lebih besar. Apabila terjadi serangan berat, daun bisa habis dan tinggal pelepah daun yang penuh dengan gulungan daun.
·      Morfologi/Bioekologi
Kupu-kupu mengisap madu bunga pisang dan melakukan kopulasi sambil berterbangan pada waktu sore dan pagi hari serta bertelur pada malam hari.
Telur diletakkan berkelompok sebanyak ± 25 butir pada daun pisang yang masih utuh.
Ulat yang masih muda warnanya sedikit kehijauan, tubuhnya tidak dilapisi lilin. Sedangkan ulat yang lebih besar berwarna putih kekuningan dan tubuhnya dilapisi lilin. Pupa berada di dalam gulungan daun, berwarna kehijauan dan dilapisi lilin. Panjang pupa lebih kurang 6 cm dan mempunyai belalai (probosis). Siklus hidup di Bogor berkisar antara 5 – 6 minggu.Tanaman Inang Lain Tanaman pisang hias, pisang serat.
·      Pengendalian
1.    Pemanfaatan predator seperti burung gagak dan kutilang
2.    Pemanfaatan parasitoid telur (tabuhan Oencyrtus erionotae Ferr), parasitoid larva muda (Cotesia (Apanteles) erionotae Wkl), dan parasitoid pupa (tabuhan Xanthopimpla gampsara Kr.).


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.    Ekosistsm perkebunan yang pada umumnya relatif stabil merupakan faktor menguntungkan bagi pemanfaatan musuh alami. Kestabilan ekosistem ini selayaknya dipertahankan melalui pengeloaan yang bijaksana.
2.    Musuh alami berperanan penting dalam ekosistem perkebunan karena dapat mengendalikan dan mengatur populasi hama. Keberadaannya dalam ekosistem perlu dilestarikan melalui usaha konservasi dan peningkatan efektivitas musuh alami.
3.    Beberapa jenis musuh alami telah berhasil diidentifikasi dan diproduksi secara massal di banyak laboratorium lingkup Direktorat Jendral Tanaman Perkebunan. Metode produksi yang efisien dan kualitasnya perlu ditingkatkan, teknologi pemanfaatannya perlu disebarluaskan ke petani, dan sumberdaya manusia yang menanganinya perlu ditingkatkan.
4.    Beberapa jenis musuh alami baru yang potensial dan terbukti efektif perlu ditentukan prioritas pengembangannya.


3.2 Saran
Sebaiknya kita dapat menjaga keanekaragaman hayati tanaman pisang, karena dengan begitu dapat memamfaatkan musuh alami maka lingkungan akan terjaga.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1994. Parasitoids and predators of arthropod pests. Direktorat Bina Perlindungan Tanaman, Direktorat Jendral Perkebunan. 124 p.
Arifin, M., A. Iqbal, I.B.G. Suryawan, T. Djuwarso, dan W. Tengkano. 1997. Potensi dan pemanfaatan musuh alami dalam pengendalian hama kedelai. Prosiding Simposium Penelitian Tanaman Pangan III. Jakarta/Bogor, 23-25 Agustus 1993. 5: 1383-1393.
Bahagiawati, A.H. and A.A.N.B. Kamandalu. 1988. The predation of Curinus coeruleus Mulsant, the predator of leucaena psyllid, Heteropsylla cubana. Research Journal. 1(1): 32-36.


0 comments:

Post a Comment